Pantun Penyambutan Pengantin

Saat-saat yang dinantikan atau detik-detik yang menjadi pusat perhatian adalah tatkala pengantin laki-laki serta rombongan sampai dihalaman pekarangan akan memasuki pintu gerbang anak dara. Tidak saja bunyi gong, gendang celempong memeriahkan suasana, juga diiringi tari dan pencak silat selama beberapa gelombang. Lebih meriah lagi jika diadakan pencak silat yang merupakan pertarungan antara yang dating dan yang menanti. Sengaja dilintangkan kertas pita seumpama suatu benteng yang perlu ditembus dan apabila dalam pertarungan tersebut. Pasangan yang dating meretas putus lintangan pita, maka diberkatilah pengantin laki-laki diperilahkan melangkah maju.
Taburan beras kunyit
Sampai dipintu gerbang pengantin, rombongan berhenti sejenak dan serentak mengucapkan :: Assalamu`alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Pihak yang menanti diketuai oleh seorang ibu yang tertua didampingi perempuan lain yang telah siap dengan perlengkapan “beras kunyit” serentak pula menjawb : Wa`alaikum Salam warohmatullahi wabarokatuh. Emudian dilanjutkan dengan berbalas pantun :
Yang datang :
  Bukan kacang sembarang kacang
Kacang melilit batang kayu
Bukan datang sembarang datang
Kami membawa pengantin baru
Yang menanti :
    Orang Rambah tanam Rambutan
 Buahnya dibawa kenegeri Rokan
 Selamat datang kata sambutan
 Beras kunyit kami taburkan
Bergerak perlahan-lahan pengantin laki-laki dan rombongan sampai dipintu rumah dan tertegun pula sejenak, karena dilintangi kain panjang.
Pihak yang datang :  
   Ayam kurik kelabu jantan
Bertambat di muara
Buka pintu gedung intan
Kami datang hendak berniaga
Sambutan yang menanti :
        Tendak tajuk kami beri tajuk
    Tanjuk berisi punggal berduri
    Hendak masuk silakan masuk
    Tuanglah lembaga adat diisi
Untuk mengisi yang dimaksud dengan pantun tersebut, segeralah diulurkan pundi-pundi berisi uang atau lazimnya uang logam ditaburkan, dengan diiringi pantun :
Anak-anak bermain diangkat
Habis main ia mandi
Jenjang mana kita tingkat
Pint mana kami masuk
Sambutan :
    Ibu-ibu masih bertanak
  Memakan nasi dengan kerak
  Jenjang kami masih berkenak
  Pintu kami tetap terbuka
Pengantin laki-laki dan pengiringnya melangkah maju disela pantun :
Masak buah sekeduduk
Habis setangkai dimakan ikan
Arah kemana kami duduk
Kemana kami akan mendepan
Mempelai diarak ketempat pelaminan duduk bersanding dengan anak dara, sementara pantun jawaban berbunyi :
Masak buah sekeduduk
Berikan pemakan ikan
Arah kekanan silahkan duduk
Ketengah ini silahkan mendepan
Ke air Balimau
Acara berikutnya diadakan acara arak-arakan ke pangkalan pemandian yang dinamakan ke air balimau. Rombongan terbagi 2, rombongan pengantin laki-laki disatu pihak dan rombongan kedua pengantin perempuan. Pelaksanaannya serupa dengan tepung tawar dipesisir timur sumatera (Siak Sri Indrapura)
Jamuan makan dan kata-kata nasehat
Sementara acara terus berjalan, para undangan makan di bangsal yang tempat tersebut dinamakan pauleh atau paseban. Terakhir setelah kedua mempelai bersantap, tibalah giliran ninik mamak memberikan kata bimbingn atau nasehat.i kenegeri laun mengucapkan akad nikah disana. 

0 Response to "Pantun Penyambutan Pengantin"

Post a Comment