Model Pembelajaran Sijagur

Model Pembelajaran - Dalam dasawarsa tujuh puluhan dunia pendidikan di Negara-negara maju dan Amerika latin digoncangkan oleh munculnya berbagai pandangan yang menganggap bahwa guru tidaklah dominan dalam proses pendidikan. Sebaliknya anak didiklah yang harus mendapatkan tempat sentral. Beberapa tokoh dapat disebutkan disini, seperti Ivan Illich, Paulo Freire, Everet Raimer, Charles Kabuga, yang menganggap bahwa guru telah menjadi agen penindasan, menjadi pemaksa cita-cita yang harus dijalankan oleh generasi muda, dalam proses pendidikan yang ada selama ini. Pendidik yang demikian menurutnya telah merusak struktur berpikir dan cita-cita anak didik, oleh karenanya mereka memberi saran, guru lebih baik tidak ada, biarlah anak belajar sendiri, mendidik dirinya sendiri.
Pandangan demikian dalam beberapa tahun terakhir menjangkiti beberapa pemikir pendidikan di negara kita, yakni satu gagasan yang memandang guru tidaklah terlalu berperan, atau setidaknya menganggap murid sebagai penentu dalam dalam setiap arah proses belajar mengajar dan pendidikan. Gagasan ini merasuk sangat terasa dalam pendidikan orang dewasa, dengan memberikan istilah orang yang membimbing bukan guru tapi sebagai fasilitator.
Lalau apakah berarti keberadaan guru tidak penting lagi, bahkan tidak perlu lagi ? Ternyata konsep peniadaan guru mustahil terlaksana. Dalam teori biasa, tetapi dalam proses pendidikan tanpa guru tidak pernah berjalan. Itulah sebabnya negara-negara maju dan berkembang masih tetap percaya bahwa guru sebagai orang yang bertugas mengelola pendidikan di paling depan. Bahkan hampir di semua Negara terdapat berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru, agar guru bisa menjangkau tugas yang lebih luas, yakni tidak hanya sebagai pendidik di sekolah-sekolah formal, tetapi juga mendidik masyarakat.
Tetapi bukan berarti apa yang menjadi gagasan para tokoh pendidikan tersebut di atas tidaklah memiliki arti. Gagasan itu setidaknya telah menyadarkan kita bahwa profesi guru dalam menjalankan tugasnya selama ini masih terdapat berbagai kekurangan, tugas-tugas kependidikan belum sempurna, banyak cacat, penyimpangan, dan penyakit yang segera harus mendapatkan obat, bila kita tidak menginginkan profesi guru yang menjadi sebuah profesi yang dianggap tidak ada gunanya lagi dalam proses pendidikan.

Inilah tantangan bagi profesi guru yang harus mendapatkan jawaban, yakni upaya apa yang harus terus-menerus dilakukan untuk meningkatkan profesionalisasi keguruan. Salah satunya ada di lentera guru yang menyajikan model-model pembelajaran, walaupun ini suatu hal yang sederhana,  namun akan banyak manfaatnya bagi guru-guru yang lain

15. Model Pembelajaran Sijagur (siswa jadi guru)
adalah proses aktif siswa yang sedang belajar untuk membangun pengetahuan sendiri, mandiri dalam  menyimpulkan materi,membuat pertanyaan,menyelesaikan soal, dan menjelaskan materi.

Langkah-langkah 

  1. Siswa diberikan sebuah materi yang disiapkan oleh guru berupa LKS
  2. Siswa dibagi beberapa kelompok dan kelompoknya diberi nama  
  3. Guru membagikan L:KS kepada masing-masing kelompok
  4. Guru meminta masing-masing kelompok untuk membaca, memahami materi serta mengerjakan soal yang ada di LKS
  5. Guru memberikan waktu kepada siswa selama\30 menit untuk menyelesaikannya
  6. Guru mencabut undian nama kelompok yang akan menjelaskan terlebih dahulu
  7. Kelompok yang mendapat nomor undian pertama tampil untuk menjelaskan materi, dan dianggap sebagai “siswa jadi guru”
  8. Kemudian “siswa jadi guru” membahas pertanyaan yang ada di LKS kepada siswa yang lain
  9. Jika ada siswa yang lain tidak mengerti, maka bertanya kepada “siswa jadi guru”.
  10. “Siswa jadi guru” menyimpulkan materi yang ada di LKS
  11. Guru melakukan penilaian/evaluasi

0 Response to "Model Pembelajaran Sijagur"

Post a Comment