Poda adalah merupakan pemberian nasehat-nasehat yang dapat diikuti
dalam setiap acara-acara baik, baik perwakilan maupun acara adat-adat lainnya.
Ini sudah dilakukan turun-temurun sebagai warisan nenek moyang masyarakat
Mandailing. Poda-poda tersebut ada lima disebut poda
na lima
berintikan : 1). Paias rohamu, 2). Paias parabitonmu, 3). Paias
bagasmu, 4). Paias pakaranganmu, 5). Paias pamatangmu.
Poda na lima
ini merupakan tuntunan hidup bagi setiap orang dalam masyarakat Mandailing,
sehingga setiap orang akan selalu memperhatikan hal-hal pembinaan diri,
lingkungan, rumah tangga dan masyarakat. poda na lima
juga berintikan seperti yang tersebut di dalam Pancasila sebagai landasan
Negara Republik Indonesia .
Dengan poda na lima ini sudah menunjukkan jati diri akan semua yang
dibutuhkan setiap individu dalam melaksanakan misinya ditengah-tengah
masyarakat, dan sudah dapat dipastikan semua unsur yang mengotori jiwa, diri,
pekerjaan, kehidupan berbangsa dan tanah air akan menjadikannya sebagai manusia
bersih serta takwa pada Tuahn Yng Maha Esa. Pola-pola ini juga membentuk jati
diri manusia seutuhnya, siap pakai, dan menjadi pemimpin yang bersih dari semua
unsure ketidakberesan.
Akan tetapi poda-poda ini sudah banyak dimasuki oleh pengaruh dari
luar, dimana generasi saat ini banyak kecanduan dengan obat-obat terlarang
sebagai budaya asing yang merusak jiwa serta semangat bangsa karena sudah lari
dari peradatan, nasehat, dan poda yang ada. Dibawah ini adalah arti seluas-luasnya dari poda
na lima :
1. Poda hapantunon.
Rosu dihangoluon mangoban
rangkap rangkon tua sahata saoloan maroban marsiholong-holongan jonjong di
natigor ima halak na denggan roha sapangkilalaan magoma sude pardangolan.
Manopoti padan parjanjian ini bon ni hagabean.
2. Pastak nia adat
Bahasa lungun maknanya
adalah harta pasti akan sirna tetapi roha na denggan akan langgeng. Gogo alap
ari saling batas budi sialap ari. Tantan manaek mijur maknanya membayar dengan
cara lain. Tampal marsipagodangan ulang sayat marsipamenekan. Mago mangubati
roha, marsialapan roha.
3. Tabu
Tabu atau pantangan yang terdapat di dalam
kehidupan masyarakat Mandailing yang dijabarkan melalui dalihn na tolu sangat
berbeda dengan peradatan-peradatan yang ada di daerah lain. Karena tabu atau
pantangan ini didasarkan kepada Dalihan Na Tolu. Adapun pantangan atau tabu tersebut banyak sekali
dapat dijadikan sebagai pedoman hidup antara lain :
- menghadiri
horja boru sendiri di rumah pihak pria sebelum diselesaikan indahan
tungkus pasae boru
- Bertandang
ke rumah boru sendiri yang usia pernikahannya belum satu tahun
- Boru
melahirkan di rumah orang tua sendiri
- Ibu yang
mempunyai anak gadis sering meninggalkan rumah
- Duda
yang mempunyai anak gadis menunda-nunda perkawinan
Poda Na Lima
1. Paias Rohamu (Bersihkan Hatimu)
Dalam tubuh manusia terdapat
hati yang melahirkan cipta, rasa, dan karsa. Supaya tubuh bisa sempurna ketiga elemen ini harus
seimbang, selaras, dan serasi. Apabila terjadi kepincangan, timbullah ketidak
wajaran (upnormal). Untuk memperoleh kewajaran itu perlu ada suasana
hati yang bersih. Bersih atau kotornya hati dapat diketahui dari tingkah laku.
Istilah kotor dan bersih dalam hal ini bersifat abstrak. Jadi mengetahui bersih
dan kotornya hati ini manusia dapat menilainya dri pengkajian diri sendiri.
Pengkajian ini dapat dilakukan pada saat emosi seseorang manusia itu menyadari
bahwa ia adalah makhluk yang dijadikan dan bukan berdiri sendiri. Apabila
kesadaran itu telah sampai pda pengakuan bahwa ia yang dijadikan, maka mulailah
hati itu mencari siapa yang menjadikannya. Dalam mencari hakekat ini, hati
harus tahu bahwa ada sesuatu yang terdahulu dari padanya, maka ia menjadi ada.
Hati tidak bisa lepas dari
pengertian bahwa ia yang dihidupkan dan dipelihara oleh sesuatu yang maujud,
yaitu Allah SWT. Bersihnya hati tetap bertalian dengan kekuasaan yang
menjadikannya. Ketergantungan ini merupakan suatu keyakinan yang menjadikan
kepercayaan, kepercayaan melahirkan keyakinan, dan keyakinan merupakan unsur
agama. Dalam agama Islam disebutkan : sesungguhnya solatku, ibadahku, hidup dan
matiku bagi Allah Tuhan yang memiliki sekalian alam. Dengan menyerahkan diri
kepada Allah, terjadilah kebersihan hati. Tetapi hti memiliki kelemahan dan
selalu dibayangi oleh nafsu, kebimbangan dan keraguan. Sering terjerembab pda
jalan-jalan yang salah, karena pengaruh dari naluri tubuh tempat hati itu
berdiam. Badai dahsyat di lautan dapat
di arungi, tetapi badai hati sulit menentramkannya.
Oleh sebab itu membersihkan
hati adalah suatu hal yang sangat rumit. Mengendalikan hati benar-benar suatu
hal yang menyiksa, tetapi apabila baik pengendaliannya, segala kesulitan kan
sirna. Hati yang bersih, melahirkan budi pekerti yang murni.
2. Paias Parabitonmu (Bersihkan Pakaianmu)
Pakaian adalah suatu peradaban yang menunjukkan
nilai budaya manusia. Yang dimaksud dengan pakaian adalah alat penutup tubuh
manusia yang terdiri dari daun-daunan, kulit kayu, kulit binatang, dan kain.
Pakaian ini tergantung pada keadaan penggunaannya dan tempat atau wilayah
pemakaiannya serta berfungsi ganda :
- Sebagai
pelindung tubuh
- Sebagai
perisai kemanusiaan yang memakainya
Apabila ia berfungsi sebagai
perisai kemanusiaan, yang dinilai adalah kebersihan. Bukan materi atau penggolongan dari bahan
dengan harga yang mahal dan murah. Bersihnya pakaian menurut fungsinya,
janganlah pakaian ke sawah dipakai untuk bekerja di kantor, pakaian mandi
dipakai dipakain untuk makan, pkaian pesta dipakai untuk solat. Pakaian yang
bersih mampu mengangkat tinggi harga diri, tetapi sebaliknya pakaian yang kotor
dapat mempengaruhi bersihnya badan, bersihnya pakaian, dan menyenangkan bagi
yang memakainya.
3. Paias Bagasmu (Bersihkan Rumahmu)
Rumah adalah suatu bentuk
bangunan yang didiami oleh manusia yang hidup berkeluarga, masing-masing
mempunyai kehendak yang berbeda-beda walaupun banyak persamaannya. Rumah itu
terbagi atas beberapa ruangan :
- Tempat
makan (dapur)
- Tempat
makan dan minum (ruangan makan)
- Tempat
tidur (ruangan tempat tidur) dan adakalanya mempunyai kamar mandi dan WC
Bila semua ini rapi dan
bersih, dapatlah dikatakan keluarga yang menghuni rumah ini baik. Tetapi ada
hal yang perlu diutamakan di dalam sebuah rumah tangga yaitu adanya keserasian
antara ayah, ibu, dan anak-anak. Seorang ayah harus mengetahui kewajibannya
sebagai kepala rumah tangga, dan istri harus menyadari pula bahwa ia sebagai
pendamping suami dalam mengelola rumah tangga termasuk pendidikan anak-anaknya
secara formal maupun informal. Kalau seorang ibu tidk memperhatikan kebersihan
rumah tangga, boleh dipastikan seluruh anggota penghuni rumah itu tidak serasi.
Di tangan ibulah letak kebahagiaan rumah tangga, apabil rumah tangga itu
bersih, dan segala instrumen yng ada di dalamnya diletakkan pada posisi-posisi
yang serasi, maka timbullah rasa nyaman, bhgia, dan aman. Apabila ini tidak
tercermin dalam sebuah rumah tangga berati kebersihan itu tidak ada.
4. Paias Pakaranganmu (Bersihkan
Pekaranganmu)
Pekarangan (lingkungan) adalah
suatu areal dimana berdirinya sebuah rumah tempat tinggal. Pekarangan itu tidak
ditentukan luasnya, tetapi ia merupakan suatu tempat yang dapat menentukan
keindahan (harmonisasi) dari rumah itu
sendiri. Pekarangan itu berada di luar rumah, namun tetap berpadu pada rumah.
Tidak ada rumah yang tidak mempunyai pekarangan. Oleh sebab itu peranan dari pekarangan ini mempunyai fungsi
yang sangat penting. Walau rumah dibuat dari gedung yang megah dan serba lux
sedangkan pekarangan yang mengelilinginya kotor, maka nilai rumah itu akan
turun, dan enghuninya tidak akan betah tinggal di dalamnya. Tetapi apabila
pekarangan rumah itu bersih dan rapi, ia dapat mengikat dan memperdaya hati,
sekalipun rumah yan g di dalam pekarangan itu kecil dan sederhana.
Manusia hidup bergerombol, dan
tidak dapat hidup sendiri-sendiri. Demikian pula bangunan-bangunan rumah akan
diatur sedemikain rupa sehingga berbentuk jiran, dalam hal ini pekarangan rumah
mempunyai hubungan yang erat dengan jiran tetangga dan antara pekarangan yang
satu dengan pekarangan yang lainnya. Oleh karenanya pekarangan itu perlu dijaga
kebersihannya agar tidak menyinggung pekarangan dan rumah orang lain. Tidak
jarang terjadi persengketaan tajam antara keluarga dan jiran tetangga. Untuk
mencegah hal-hal seperti ini kita perlu menjaga kebersihan pekarangn itu.
Pekarangan rumah merupakan satu pencerminan dari keluarga penghuninya, karena
antara pekarangan dengan rumah mempunyai jalinan yang tidak terpisahkan. Begitu
juga rumah tidak terpisahkan dengan keluarga dan keluarga mempunyai kaitan
dengan kelompok manusia lain. Jadi titik utama dari nasehat ini adalah bila
pekarangan bersih hubungan kita dengan jiran tetangga pasti juga bersih dan serasi.
5. Paias Pamatangmu (Bersihkan Badanmu)
Tubuh adalah suatu organ yang aktif, bergerak,
berbuat dan berusaha. Dalam ruang gerak yang begitu, pasti tubuh bergelimang
dengan kotoran yang perlu setiap saat dibersihkan. Apabila lalai maka kotoran
akan menggerayangi tubuh dan menimbulkan penyakit. Untuk menghindarinya kita
senantiasa harus waspada dan mencegah dengan senantiasa hidup bersih. Karena
tubuh yang bersih membuat manusia sehat. Didalam tubuh yang sehat, tumbuhlah
jiwa yang benar. Menjaga kebersihan badan itu manusia dihdapkan pada suatu
keganjilan. Tidak jarang badan yang hidupnya di lingkungan yang bersih, tetapi
badan itu selalu sakit-sakitan. Dan ada badan yang berlumuran dengan kotoran,
tetpi badan itu tidak sakit. Oleh karena itu perlu diadakan suatu analisa apa
yang dimaksud dengan bersih di dalam kebersihan dalam tubuh itu. Tubuh
berkehendak pada makanan dan minuman dan alat penutup atau busana. Ini semua
harus adalam keadaan bersih, suapaya ia melahirkan yang bersih dalam tubuh. Menentukan kebersihan
tidak akan dapat dirumuskan selain dari
ketentuan yang terdapat di dalam ajaran agama. Dalam agama Islam ajaran
kebersihan itu diatur sampai pada hal-hal melimet sampai pada unsur-unsur yang
yang sekecil-kecilnya. Dalam hadist dikatakan makanlah rezeki yang baik yang
kami berikan kepadamu dan janganlah kamu melampaui btas, nanti kami ditimpa
kemarhanku. Barang siapa ditimpa kemarahanku, niscaya ia akan celaka. Jika kita
meneliti kebersihan itu dari pndangan lain dari agama, akan kaburlah pengertian
bersih badan itu. Karena banyak hal yang dianggap bersih menurut keadaan alam,
tetapi kotor menurut agama. Umpamanya mencuri, berjudi, berzina, durhaka,
menipu orang, minum arak, mkanan yang berlebihan, makanan yang berasal dari
yang haram, memfitnah dan sebagainya. Sedangkan yang bersih itu menurut agama
juga tidak terbatas. Umpamanya air air yang cukup menurut ukuran satu kullah,
abu, tanah liat sebagai ganti air untuk berwudu`. Tuntunan atau petunjuk untuk
membersihkan badan, ada dalam ajaran agama. Dan ia merupakan ketentuan hukum
dan petunjuk yang sah. Apabila hati bersih, tubuh bersih, manusiapun patilah
bersih. Kedua unsur tersebut tidak bisa terlepas satu sama lain. Tidak ada satu
kemungkinan di dalam hati yang kotor terdapt tubuh yang bersih.
Bagus sekali jika lebih dikembangkan, sebagai poda utk muda mudi penerus bangsa khususnya generasi mandailing..
ReplyDelete