Salah Satu Suku Tertua (Mandailing) Dalam Tata Cara Penobatan Raja

CARA PENOBATAN RAJA-RAJA MANDAILING MENJADI OPPU TOGA LANGIT DAULAT RAJA TUAN TUA PATUAN NAGAGA NAJUNGGAL SEBAGAI RAJA PANUSUNAN BULUNG

Berdasarkan adat yang ada di Mandailing, bahwa apabila seseorang laki-laki yang lahir dari turunan raja-raja, maka kepadanya kelak akan diberikan gelar harajaon. Pemberian gelar ini tidak sebarangan diberikan kepada setiap orang dan harus melalui musyawarah peradatan dalihan na tolu agar gelar yang disandang kelak tidak lagi dipakai oleh orang lain.
Dalam hal ini raja huta memiliki lima tingkatan peradatan yang terdiri dari hudon-hudon dasar adat ditambah dua hudon-hudon raja bona bulu lima tingkatan ini dapat meningkat menjadi tujuh tingkatan, apabila raja huta ini dapat memahami segala persyaratan adat yang paling lengkap.
Tingkatan seperti tersebut di atas akan terlihat pada rampoyan dalam satu horja di huta yang akan memberi hak kepada turunannya untuk memakai gelar sebagai berikut : Sutan, Banginda, Managaraja, Tuongku, Batara dan Datu
Sedangkan gelar patuan dan daulat hanya dipakai oleh keturunan raja Panusunan Bulung, yaitu primus interpares di wilayah itu, sedangkan raja huta hanya bergelar pamusuk.
Dalam hal ini semua raja-raja, pemuka adat serta pemuka masyarakat di undang ke sopo godang. Acara tersebut dimeriahkan dengan beberapa atraksi kesenian Tapanuli Selatan, yang merupakan pembukaan dari pelestarian kesenian Tapanuli Selatan.
Penobatan ini sebenarnya bukan mengada-ngada, bukan untuk menjadikan diri sebagai raja di Tapanuli Selatan tetapi hanya sekedar memberi contoh, sekedar mengajak, dan sekedar mengingatkan bahwa betapa pentingnya adat budaya serta kesenian Tapanuli Selatan itu tetap dijunjung tinggi sampai ke anak cucu.
Karena dengan menjunjung tinggi norma-norma peradatan yang menjadi pusaka turun-temurun, bukan berarti kita akan ketinggalan zaman oleh masyarakat perkotaan lainnya akan tetapi akan menjadi lebih terhormat lagi di mata dunia internasioanal.
Karena kita telah menunjukkan bahwa bangsa kita jauh sebelumnya sudah punya peradatan yang tinggi dan dihormati oleh semua pihak. Kita lihat misalnya bahwa bangsa Eropa sangat kagum dengan peradatan-peradatan zaman dahulu karena dari situ dapat dilihat bahwa bangsa itu bukan berasal dari bangsa tartar atau bangsa yang liar tanpa ada hukum yang harus dipertahankan.
Masyarakat Tapanuli Selatan merupakan salah satu suku yang sangat tua dalam hal peradatan yang ada di muka bumi, ini terbukti dengan adanya sebuah candi Portibi di Portibi gunung tua yang berjumlah 7 buah.
Disamping itu masih banyak lagi bukti-bukti yang nyata tentang adanya kebenaran peradatan dan budaya Tapanuli Selatan. Dimana peradatan ini dibagi pula atas beberapa daerah yaitu : Angkola, sipirok, Padang Lawas, Mandailing.

Namun walaupun ada beberapa cara dan perbedaan untuk menggelar peradatan tersebut, namun tetap bersatu pada dalian na tolu. Begitu pula halnya dengan UUD serta hukum Negara di Indonesia sejalan dengan aturan adat yang ada di Indonesia.

0 Response to "Salah Satu Suku Tertua (Mandailing) Dalam Tata Cara Penobatan Raja "

Post a Comment