Pada zaman jahiliyah di tanah Arab, dalam kehidupan masyarakatnya ada aturan yang tidak tertulis, tetapi dijadikan pegangan, yaitu siapa yang kuat, dialah memerintah, yang menguasai dan yang bertindak sewenang-wenang. Sedangkan yang lemah sudah dapat dipastikan menjadi bulan-bulanan oleh yang kuat.
Kondisi macam ini memaksa kaum lelaki untuk mengasah ototnya dan memperkuat ketahanan tubuhnya, bila dirinya tidak ingin ditindas dan dijadikan bulan-bulanan oleh yang perkasa. Maka, tidak perlu heran bila kota Mekah pada sat itu seringkali diadakan lomba adu gulat untuk memilih siapa lelaki yang perkasa dan kuat diantara mereka.
Dikalangan mereka ada semacam anggapan bahwa kehormatan seseorang terletak pada kekuatan fisiknya yang mampu mengalahkan lawan-lawannya.
Akhirnya bermunculan pendekar yang tangguh di kota Mekah dan salah satunya adalah Rukanah bin Andu Yazid. Rukanah termasuk pendekar ahli gulat dan jarang terkalahkan jika bertanding dalam pertarungan. Tubuhnya kuat kekar hingga seringkali membuat ciut hati lawannya yang akan menghadapinya.
Pada suatu hari Rosulullah bertemu dengan Rukanah disuatu jalan. Kemudian beliau mengajak Rukanah untuk masuk Islam, seraya berkata, “Wahai Rukanah, sebaiknya kamu bertkwa kepada Allah dengan memeluk agama yang aku bawa ini.”
Setelah mendengar ajakan Rosulullah tersebut, ia menjawab dengan congkaknya, “Jika agama yang engkau bawa itu benar, pasti sudah sejak dulu aku memeluknya.”
Mendengar ejekan yang diucapkan oleh Rukanah tadi, Rosulullah berkata dengan nada menantang, “Bagaimana jika aku mampu merobohkanmu dalam beradu kekuatan, apakah kamu dapat menerima dan menyadari bahwa agama yang aku bawa ini benar?”
Hal ini dikatakan Rosulullah demi menjaga kehormatan Islam dan pengikutnya agar tidak menjadi hinaan cacian orang lain. Rukanah menjawab dengan sombongnya, “Baiklah jika itu yang kamu kehendaki.” Besiap-siaplah sekarang, “kata Rosulullah.
Rukanah berdiri dengan mengambil kuda-kuda untuk menyerang Rosulullah. Akan tetapi, hanya sekali tampar, ia sudah jatuh terjungkal tak berdaya. Rukanah sepertinya tak percaya oleh kehebatan tamparan Rosulullah tadi. Selanjutnya, ia menantang lagi, “Mari kita ulangi lgi, wahai Muhammad.” Kalau begitu berdirilah, “kata Rosulullah.
Setelah berdiri kembali dengan kuda-kudanya maka hanya dengan sekali dorong saja Rukanah jatuh tersungkur kembali ke tanah. Melihat kemampuan Rosulullah yang hebat ini, Rukanah berkata, “Aku benar-benar heran atas kemampuanmu dalam mengalahkanku. Padahal, sampai saat ini belum ada pendekar dan jagoan Mekah yang mampu mengalahkanku.
Sesudah itu Rosulullah menundukkan kehebatan Rukanah, belaiu berkata, Ada lagi sesuatu yang mengagumkan. Jikalau kamu ingin melihatnya, akan aku buktikan. Tetapi dengan syarat, nanti kamu harus bertakwa kepada Allah dan memeluk agamaku.” Rukanah lalu menjawab, “Silahkan jika kamu masih mempunyai kelebihan yang akan kamu perlihatkan kepadaku.”
Selanjutnya, Rosulullah memanggil sebuah pohon yang jauh dari tempat beliau dan Rukanah, seraya berseru, “Wahai pohon kemarilah.” Pohon yang dipanggil oleh Rosulullah tadi langsung datang menghadap beliau. Setelah itu beliau berkata lagi kepada pohon itu, “Wahai pohon, sekarang kembalilah ke tempatmu semula.
Ini suatu peristiwa langka yang luar biasa yang tidak mampu dianalisis secara ilmiah dan tidak dapat diterima oleh akal. Rukanah sangat tercengang melihat kejadian itu. Dalam hatinya ia berkata, “Ini suatu peristiwa yang sangat menakjubkan yang tak mungkin dapat dilakukan oleh sembarang orang, kecuali orang yang memilki banyak kelebihan dan menjadi kekasih Allah.”
Memang kalau ditinjau secara rasional, mustahil sebuah pohon dapat berjalan sendiri dan pindah dari tempat asalnya. Tetapi inilah kenyataan yang sebenarnya.
Karena perasaan gengsi dan status social yang disandangnya maka Rukanah tidak mau menerima kebenaran mukjizat Rosulullah yang baru disaksikan itu, meskipun tindakannya ini bertentangan dengan hati kecilnya yang membenarkan mukjizat itu. Ia kemudain mendatangi masyarakat Quraisy dan berkata, “Temanmu Muhammad adalah seorang ahli sihir yang hebat dan dapat diandalkan, aku belum pernah menjunpai orang yang sehebat dia.”
Pada suatu hari, ia mengisahkan pengalaman pribadinya kepada teman-teman dekatnya tentang dirinya sewaktu berhadapan dengan Rosulullah dalam rangka adu kekuatan. Ia menceritakn dengan sejujur-jujurnya mengenai mukjizat yang ditunjukkan oleh Rosulullah kepadanya. Pada akhirnya, ia masuk Islam dan berjung dengan teguh dalam menegakkan syiar Islm dan ia meninggal pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan.
0 Response to "Sebuah pohon menemui Rosulullah"
Post a Comment