Bulan yang terbelah oleh tangan Rosulullah

Habib bin Malik adalah Raja jahiliyah yang berkuasa di negeri Syam. Orang-orang kafir menggelarinya “Rahain atau Quraisy” karena ia terkenal seorang penyembah berhala yang fanatic dan sangat benci sekli dengan agama baru yang di dakwahkan di bumi ini.
Abu Jahal merasa mempunyai kesempatan emas. Ia berusaha mengadu domba Raja Habib bin Malik dengan Rosulullah. Abu Jahal segera mengirim utusan menyampaikan berita mengenai Nabi baru dan ajaran yang dibawanya, sehingga Raja Habmfmffbib penasaran dan ingin bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW. Lalu Raja Habib pun menjawab kembali melalu utusan Abu Jahal dan mengatakan akan segera bertemu langsung dengan Rosulullah.
Berangkatlah hari itu si Raja Habib bin Malik menuju Mekah. Setelah mendekati kota Mekah, ia mengirim utusan agar memberitahukan kedatangannya kepada Abu Jahal. Abu Jahal beserta pembesar kafir Quraisy lainnya segera menyambut kedatangannya dengan member aneka hadiah harta benda maupun hamba sahaya.
Dalam pertemuan tersebut Raja Habib bin Malik segera bertanya perihal Muhammad pada Abu Jahal. Ia berkata, “sebaiknya, itu tuan tanyakan saja kepada keluarga dari Bani Hasyim.”
Kemudian Raja Habib bin Malik bertanya kepada kerabat beliau, mereka menjawab dengan jujur. “Kami mengetahui masa kecilnya Muhammad adalah anak yang bisa dipercaya, jujur serta baik budi pekertinya. Tetapi sejak menginjak usia 40 tahun ia menyepelekan Tuhan-tuahn yang kami sembah. Ia menyiarkan agama selain dari agama nenek moyang kami.”
Mendengar jawaban itu, ia segera memerintahkan utusan memanggil Muhammad, katanya, “Bila tidak mau dipanggil dengan cara yang sopan, maka paksalah supaya mau datang kemari.”
Akan tetapi dengan tidak dipaksapun Rosulullah segera bergegas menuju ke tempat Raja Habib bin Malik serta orang-orang kafir Quraisy berada. Beliau hanya ditemani oleh teman setianya, Abu Bakar serta istri beliau, Khodihak r.a.
Khodijah tidak henti-hentinya meneteskan air mata selama dalam perjalanan menuju tempat perkumpulan itu. Ia sangat khawatir atas keselamatan suaminya. Begitu pula dengan Abu Bakar juga terlihat dari raut wajahnya kecemasan yang dalam. Namun ia hanya diam saja karena sangat percaya bahwa Muhammad pasti bisa mengatasinya.
Tetapi pada Khodijah r.a yang sangat gelisah dan cemas tidak tahan lagi menahan sehingga bertanya, “Ya, Rosulullah sesungguhnya kami sangat mengkhawatirkan keadaan dan keselamatanmu dan murkanya orang-orang kafir itu.”
Jawab beliau, “Kalian jangan takut, kita serahkan saja semuanya kepada Allah SWT.” Ketika berangkat, Rosulullah memakai jubah warna merah dan sorba hitam, pemberian Abu Bakar.
Kedatangan Rosulullah disambut dengan cukup ramah oleh Raja Habib bin Malik, dengan mempersilahkan beliau untuk duduk di kursi emas yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kekhawatiran Khodijah membuat dia berdoa kepada Tuhan seraya berkata, “Ya Allah, tolonglah Muhammad dan kuatkan hujjahnya.”
Ketika Rosulullah telah duduk di kursi yang disediakan oleh Habib bin Malik, terpancarlah kemilau sinar wajahnya yang penuh kewibawaan dan membuat segenap yang hadir tertegun.
Habib pun  mengawali pembicaraan, “Wahai Muhammad, tentu engkau telah mengetahui bahwa setiap Nabi mempunyai mukjizat. Apakah mukjizat yang engkau miliki?”Mendapat pertanyaan seperti itu, beliau tidak langsung menjawab, malah bertanya kepada Habib, “Mukjizat apakah yang engkau kehendaki?”
Maka mulailah Habib mengeluarkan tangannya. Ia berkata, “Aku menginginkan Matahari yang sedang bersinar itu, engkau tenggelamkan, kemudian munculkan Bulan. Setelah Bulan itu muncul, alu turunkanlah dengan tanganmu sendiri. Setelah Bulan berada di tanganmu, lalu belahlah Bulan itu menjadi dua bagian dan masukkanlah masing-masing ke lengan bajumu, sebelah kiri dan kanan. Kemudian, keluarkanlah lagi bulan itu dari kedua lengan bajumu, lalu satukanlah lagi. lalu kembalikanlah Bulan itu ke tempat semula. Jika kamu semua dapat melakukan itu, aku akan beriman kepadamu dan mengakui ke Nabianmu.”
Suatu permintaan yang aneh sekali dalam perjalanan Rosulullah bahkan terasa terlalu mengada-ngada. Adapun Abu Jahal sangat gembira sekali karena yakin Muhammad tidak akan bisa melakukannya. Betapa terperanjat semuanya ketika Rosulullah angkat bicara, jawabnya, “Aku penuhi permintaanmu!”
Bagi Rosulullah tidak ada sesuatu yang mustahil, selama ia meminta pertolongan Tuhan, pasti akan dikabulkan. Bahkan, bila beliau disuruh membalikkan bumi sekalipun, tidak bakal menolaknya.
Lalu beliau berjalan kea rah gunung Abi Qubaisy dan langsung solat dua rakaat. Selesai solat lalu menengadahkan kedua tangannya tinggi-tinggi, berdoa memohon kepada Allah agar apa yang menjadi permintaan Habib terpenuhi. Maka datanglah 12.000 Malaikat tidak seorangpun mengetahui kedatangan Malaikat tersebut kecuali Rosulullah. Malaikat berkata, “Wahai Rosulullah, sesungguhnya Allah telah menyampaikan salam kepadamu,”
Dan Malaika6t melanjutkan, Allah berfirman, “Wahai kekasihku, janganlah engkau takut dan ragu, sesungguhnya Aku senantiasa bersamamu dimanapun kamu berada. Aku telah menetapkan keputusanKu sejak zaman azali, tentang apa yang manjadi permintaan Habib bin Malik pada hari ini. Sekarang enkau ke hadapn mereka untuk menunjukkan hujjah tentang kerasulanmu. Ketahuilah,sesungguhnya Allah yang memperjalankan Matahari dan Bulan dan mengganti siang dan malam. Selain itu, Habib bin Malik mempunyai seorang putrid yang cacat, tidak mempunyai kaki dan tangan serta buta. Allah telah mengabarkan berita tersebut kepadamu. Sekarang, Allah telah menyembuhkan anak perempuan Habib menjadi seorang perempuan yang sempurna bentuknya, bisa berjalan, bisa meraba, dan bisa melihat.”
Maka bergegaslah Rosulullah turun dari gunung Ab Qubaisy dan menjumpai orang-orang kafir Quraisy yang menantinya. Bias cahaya memantul dari wajah Rosulullah semakin bersinar. Sedangkan, di atasnya para Malaikat pimpinan Jibril berbaris mengikuti langkah-langkah Rosulullah.
Hari berganti senja, Matahari hamper tenggelam ke peraduannya, suasana menjadi remang-remang. Kemudian, beliau berdoa agar Bulan keluar, maka keluarlah Bulan dengan sinar yang terang-benderang.
 Dan dengan kedua jarinya, Rosulullah mengisyaratkan agar Bulan segera turun. Tiba-tiba suasana menjadi amat menegangkan karena terdengar suara gemuruh yang sangat menyeramkan. Awan berjalan mengiringi turunnya Bulan ke tangan Rosulullah. Kemudian, setelah Bulan berada di tangan beliau, dibelahnya bulan menjadi dua bagian. Masing0-masing dimasukkan ke dalam lengan bajunya. Satu di kiri dan satu di kanan. Tidak lama kemudian beliau mengeluarkannya, dan menyatukannya kembali. Maka jadilah terlihat oleh semua orang bahawa Rosulullah tenganh menggenggam Bulan sedang bersinar terang.
Hal ini membuat semua yang menyaksikan sangat takjub dan hanya bisa terbengong. Lebih terkejut lagi karena kemudian mereka mendengar suara bergema, “Aku bersaksi bahwa tidak ad Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusanNya.”itu suara Bulan yang bersaksi akan kerasulan beliau, seperti permintaan Raja kafir, Habib bin Malik.
Kejadian tersebut menggobcang perasaan yang hadir di tempat itu. Memang inilah mukjizat luar biasa hebatnya dan disaksikan dengan mata langsung oleh Habib bin Malik. Ia menyadari tidak ada kekuatan sihir sedahsyat ini, akan tetapi belum puas jua untuk menguji Rosulullah. Ia benar-benar mau mencoba seperti yang dikatakan Jibril. Kata Habib, “Aku masih mempunyai satu permintaan syarat lagi untuk mengujimu.”
belum lagi Habib menyambung ucapannya, beliau telah terlebih dahulu mengatakan, “Engku mempunyai seorang putrid yang cacat bukan? Sekarang Allah telah menyembuhkannya dan menjadikannya seorang putrid yang sempurna.”
Mendengar ucapan beliau, sangatlah girang hati Habib bin Malik seketika itu. Ia angsung berseru di hadapan khalayak ramai, “Hai penduduk Mekah, kalian  yang telah beriman janganlah kembali kafir karena tidak ada lagi yang perlu diragukan dengan peristiwa ini. Ketahuilah sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya.” Peristiwa ini diakhiri dengan masuk islamnya Habib bin Malik, serta bala tentaranya.
Tiada yang paling jengkel dan marah melihat peristiwa itu selain Abu Jahal. Ia terperangkap oleh permainan yang ia buat sendiri. Dengan emosi, ia langsung mendekati Habib dan berkata,”Wahai junjungan orang Quraisy, apakh engkau beriman kepada tukang sihir itu, hanya dengan melihat kehebatan sihirnya?” Habib ternyata tidak menghiraukan ejekan Abu Jahal. Ia segera berkemas untuk pulang ke negeri asalnya karena tidak sabar lagi ingin melihat putrinya.
Setibanya di istana, ia disambut dengan meriah oleh rakyatnya. Di depan pintu gerbang, ia disambut oleh putrinya yang kini lengkap dengan anggota badannya dan mengucap, “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusanNya.”
Habib terkejut mendengar kata-kata putrinya, lalu ia bertanya, “Wahai putriku, darimana kamu mengetahui ucapan seperti ini?” siapa yang mengajarinya?” jawab putrinya, “Aku bermimpi. Dalam tidurku, aku di datangi oleh seorang lelaki rupawan. Ia berkata bahwa ayahandanya telah masuk Islam. Jika aku mau jadi wanita muslimah anggota tubuhku akan lengkap. Tentu saja aku mau kemudian mengucapkan dua kalimat syahadat, seberti yang barusan kuucapkan tadi.”
Seketika itu juga Habib bersujud ke hadirat Allah SWT, dikarenakan rasa syukurnya yang tiada terhingga. Sebagai tanda rasa syukur, Habib bin Malik mengirimkan hadiah kepada Rosulullah, sebagai rasa terima kasih tas pertolongan yang telah diberikan kepadanya.

0 Response to "Bulan yang terbelah oleh tangan Rosulullah"

Post a Comment