Raja Jahiliyah Habib bin Malik masuk Islam karena melihat dengan mata kepalanya sendiri mukjizat yang dimiliki Rosulullah, yakni membelh bulan menjadi dua, ia semakin mempercayai Rosulullah setelah beliau memberitahukan kepadanya bahwa putrinya telah mempunyai anggota tubuh yang lengkap dan sempurna, setelah sebelumny mengalmi kecacatan, yaitu tidak mempunyai kedua tangan dan kaki serta tidak mempunyai mata untuk melihat.
Sebagai tanda rasa syukurnya kepada Allah SWT dan tanda terima kasihnya kepada Rosulullah yang dianggap telah menolong dan menyelamatkan kehidupan masa depan putrinya, juga telah menunjukkan dirinya kepada jalan yang benar, maka ia mengirim berbagai macam hadiah kepada Rosulullah, melalui beberapa orang utusan. Hadiah-hadiah yang dikirimkan oleh Habib bin Malik kepada Rosulullah antara lain emas, perak, unta dan lain sebagainya, termasuk beberapa orang budak.
Abu Jahal si pendengki itu telah menyangka bahwa Raja Habib bin Malik sudah pasti akan memberikan hadiah kepada Rosulullah, maka ia sefera menghadang perjalanan utusan-utusan yang membawa hadiah itu di luar perbatasab kota Mekah. Ketika rombongan utusan Habib bin Malik muncul, Abu Jahal memulai aksinya. Ia berpura-pura tidak tahu siapakah rombongan tersebut, maka ia bertanya, “Siapakah kalian ini?” Jawab utusan tadi, “Kami adalah utusan Raja Habib bin Malik untuk menyampaikan hadiah ini kepada Rosulullah. “ Abu Jahal sangat tersinggung karena sebgai pemuka Quraisy, bukn dirinya yang diberi hadiah, melainkan Rosulullah yang telah mempermalukannya.
Akhirnya dengan sembrono ia melakukan tindakan nekat, yakni merampas semua barang bawaan utusan tersebut. Namun, tindakan konyol Abu Jahal dan kawan-kawannya melawan perlawanan dari dari rombongan utusan Raja Habib bin Malik sehingga terjadilah pertempuran kecil kubu utusan kubu utusan Raja Habib bin Malik dan kawanan Abu Jahal.
Peristiwa adu kekuatan antara kedua kelompok Itu mengundang perhatian masyarakat Mekah. Maka, merekapun beramai-ramai mendatangi tempat tersebut dan melerai pertikaian itu. Kemudian, salah seorang pemuka Quraisy menanyakan maksud kedatangan utusan Raja Habib bin Malik ke kota Mekah ini dan merekapun menjawab, :Kami datang kemari untuk menyampaikan hadiah ini kepada Rosulullah, sedangkan Abu Jahal mengatakan bahwa hadiah-hadianh ibi untuknya.”
Rosulullah yang turut hadir diantara mereka pun mendengar semua penuturan utusan-utusan tadi sehingga beliau berkata pada masyarakat Mekah, “Wahai masyarakat Mekah, apakah kalian rela dan mau mendengarkan apa yang hendak aku katakana ini.” Jawab mereka, “Baiklah, ya Muhammad kami mendengarkan perkataanmu.”
Kemudian Rosulullah meneruskan ucapannya, “Aku ingin bertanya kepada unta yang membawa hadiah ini. Alangkah terkejutnya Abu Jahal mendengar perkataan Rosulullah. Tentu saja Muhammad akan mampu berbuat apa saja, pikirnya.”
Oleh karena itu ia meminta, apa yang akan dilakukan oleh Muhammad yakni menanyai unta pembawa hadiah, waktunya ditunda lagi sampai ia meminta tolong kepada patung sesembahannya, tentu iapun akan bisa menanyai unta tersebut dengan jawaban yang bisa ia buat sekehendak hatinya.
Mulai saat itu, Abu Jahal tidak pernah keluar dari ruang sesembahannya selama tiga hari berturut-turut, siang dan malam ia tidak pernah lepas dari bersujud kepada berhala, demi kemenangannya menandingi Rosulullah, rival beratnya. Maka, pada hari yang cerah itu, Abu Jahal melangkahkan kakinya menuju tempat orang-orang Mekah berkumpul dengan suatu keyakinan bahwa dirinya akan bisa mengalahkan Rosulullah.
Sesampainya ditempat tersebut, Abu Jahal langsung menyerang Rosulullah dengan kata-kata bahwa hadiah tersebut oleh Raja Habib bin Mailk dihadiahkan kepadanya. Namun, Rosulullah tidak mau kalah beliau juga menentang argument Abu Jahal, dengan mengatakan bahwa hadiah diperuntukkan baginya dan itulah memang yang sebenarnya.
Perdebatan antara Rosulullah dan dan Abu Jahal berlangsung cukup lama, sampai kemudia Rosulullah mempersilahkan Abu Jahal untuk bertanya terlebih dahulu kepada unta yang membawa hadiah itu, sedang hadiah tersebut masih berada dalam gendongan unta milik Habib bin Malik dari negeri Syam.
Setelah Rosulullah mempersilahkan Abu Jahal pun secara perlahan mendekati unta tersebut. Ia berkata kepada unta itu, “Wahai untan, demi Latta dan Uza katakanlah!” Kata-kata seperti it uterus keluar dari mulut Abu Jahal tidak henti-hentinya sampai matahari terbenam keperaduannya.
Namun malang bagi Abu Jahal karena unta tersebut tidak mau menjawab satu patah katapun. Unta itu diam saja sampai masyarakat Mekah yang menyaksikan merasa bosan dengan ocehan-ocehan
0 Response to "Emas yang diubah Rosulullah menjadi pasir"
Post a Comment