Batu dan pohon mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW

Saat-saat menjelang penobatan Muhammad sebagai utusan Allah kepada segenap lapisan masyarakat yang bernaung di kaki langit ini. Allah senantiasa memperhatikan perilaku beliau dengan member sifat senang menghindari keramaian. Beliau gemar menyendiri, mendaki gunung, hingga singgah di sana beberapa bulan. Memnadang keindahan alam sekitarnya, rerumputan yang sedang menghijau. Beliau merenungi keelokan langit berhias warna biru, bergantung di angkasa tanpa penyangga dan tonggak. Merenungi matahari dan bulan yang senantiasa bersinar bagai pelita buana, seluruhnya melambangkan keagungan Allah.
Kadang-kadang beliau berjalan-jalan ke luar kota Mekah untu menikmati keindahan fenomena-fenomena alam. Batu-batu dan pohon-pohon yang dileawati selalu mengucapkan salam. Beliau menengok ke kanan dank e kiri, tak tampak batang hidung manusia, kecuali hanya pepohonan dan bebatuan.
Menjelang hari penobatannya sebagai Rosul, beliau senantiasa mendapat impian yang benar. Bilamana pada malam harinya beliau bermimpi, maka apa-apa yang diimpikannya akan menjadi kenyataan di waktu pagi. Mimpi itu bukannya remang-remang yang sulit dilihat, akan tetapi jelas dan gambling laksana fajar di waktu pagi hari.
Bermula dari situ, beliau gemar mengasingkan diri dari keramaian dan senantiasa berada di gua hira hingga turunlah wahyu yang pertama kali yaitu surat Al-alaq 1-5. Wahyu ini sebagai lambing pengangkatan beliau sebagai utusan Allah untuk seluruh umat manusia dengan membawa agama yang benar. 

0 Response to "Batu dan pohon mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad SAW"

Post a Comment