Jin Pin membantu dakwah Rosulullah

Pada mulanya Rosulullah melakukan dakwah dengan sembunyi-sembunyi, hanya terbatas pada kaum kerabat dari bani Hasyim saja. Namun, ketika turun firman Allah yang disampaikan melalui Jibril, yakni Surat Al_mudatsir ayat 10, yang mengimbanu kepada beliau agar berdakwah secara terang-terangan, maka Rosulullahpun memulai dakwahnya dengan terbuka.
Rosulullah memulai dakwah dengan mengumpulkan penduduk Quraisy untuk berkumpul di Bukit Abu Qubays. Kemudian, beliau sendiri yang menyuruh kepada umatnya untuk meninggalkan kesesatan mereka dengan menyembah berhala-berhala yang mereka buat sendiri. Beliau berkata, “Wahai kaum Quraisy, katakanlah bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah!”
Ketika orang-orang kafir Quraisy mendengar seruan dakwah beliau, mereka segera pergi dengan bersungut-sungut. Sebagian dari mereka yang marah dan emosi karena tuhan-tuahan mereka diejek sedemikian rupa oleh Rosulullah, orang-orang  kafir Quraisy segera mengadakan pertemuan di Darun Nadwah untuk membicarakan masalah yang menggemparkan ini.
Mereka bermusyawarah untuk menyakiti Rosulullah karena dianggap oleh mereka telah mencerca patung-patung sesembahan mereka dengan mengajaknya menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kata mereka, “Muhammad telah mencerca Tuhan kita. Ia mengajak kita untuk ikut menyembah Tuhannya. Bagaimanakah cara kita untuk memperdayainya ?”
Dalam Darun Nadwah tersebut berkumpul gembong-gembong kafir Quraisy seperti Al-Walid ibnul Harits, Shafwan bin Umaiyah, Kaab bin Asyraf dan lain-lain yang sangat marah kepada Muhammad. Mereka berkata, “Muhammad mengajak kita untuk menyembah Tuhan yang tidak bisa kita lihat sehingga dia mencerca tuhan-tuhan kita!” Ap yang dikatakan Muhammad tidak lain hanyalah untuk mencari harta dan kedudukan!” sambung yang lainnya.
Kemudian, para peserta musyawarah di Darun Nadwah tadi ditanyai satu persatu mengenai apa yang dikatakan oleh Muhammad SAW. Mereka rata-rata menjawab bahwa Muhammad adalah seorang penyihir yang sedang menyihir supaya mau mengikutinya.
Ada pula yang menjawab bahwa Muhammada berkata demikian karena dirinya ingin mencari kedudukan, kehormatan dan harta. Berlainan jawaban mereka, tetapi pada intinya jawaban mereka menunjukkan bahwa mereka sangat marah dengan dakwah yang dilancarkan Rosulullah SAW. Semua mencaci dan memperolek beliau.
Ketiak pertanyaan itu jatuh kepada Alwalid ibnul Harits, ia menjawab “ Aku tidak mempunyai pendapat apa-apa tentang ajaran Muhammad kepada kita!” Jawaban Al-Walid yang membela beliau, menimbulkan salah paham diantara l_walid telah menjadi pengikut Muhammad. Oleh karena itu, mereka beramai-ramai memperolok-olok, mencaci dan mengejek Al-Walid ibnul Harits.
Ejekan mereka membuat Al-Wald ibnul Harits naik pitam sehingga dengan lantang ia berkata, “Tangguhkanlah penghinaan kalian selama tiga hari!”
Al-Walid adalah seorang kafir Quraisy yang kaya raya. Harta bendanya berlimpah karena ia merupakan seorang pedagang yang berhasil. Ia juga mempunyai 2 berhala sesembahan. Berhala itu terbut dari campuran emas dan perak. Berhala tersebut dihiasi dengan intan dan mutiara sehingga tampak indah dan megah.
Selama tiga hari berturut-turut, tanpa makan dan minum ia menyembah berhalanya dengn harapan berhalanya tersebut dapat bicara dan memberiahukan tentang persoalan Muhammad. Ia berkta “Aku telah menyembahmu berdua selama tiga hari, maka aku sangat berharap kepadamu untuk memberitahukan kepadaku tentang perkara Muhammad.
Kesempatan ini dipergunakan oleh setan untuk merasuk ke dalam tubuh patung tadi dan menggerakkan mulut patung itu untuk mengeluarkan suara perkataan, “Sesungguhnya Muhammad itu bukanlah seorang nabi, maka kamu jangan membenarkan apa yang ia katakana!”
Al-Walid menyangka bahwa patung itu benar-benar berbicara dan memberitahukan tentang Muhammad. Ia sangat gembira sehingga terus keluar dan berteriak untuk memberitahukan masalah tersebut kepada kaum Quraisy. Setelah mendengar apa yang dikatakn Al-Walid, merekapun turut bersuka ria karean dianggapnya melalui mulut Tuhan mereka. Mereka berkata “Sebaiknya masalah ini kita bicarakan saja di dekat Muhammad, biar ia tahu semuanya!”
Betapa sedih Rosulullah mendengar ejekan kaumnya, maka datnglah Jibril yang memberiyahu beliau “ Wahai Muhammad, kerusakan ini datng dari orang yang membuat perkataan, yakni Al-Walid ibnul Harits!” Selanjutnya Rosulullah memberitahu apa yang telah dikatakan Jibril kepada orang-orang Quraisy. Tertapi, apa yang dikatakan Rosulullah bahkan ditertawakan oleh mereka. Mereka tertawa terbahak-bahak untuk mengejek Rosulullah seraya berkata, “Aku tidak menghiraukan perktaan tersebut!”
Sebelum Rosulullah pergi dari tempat dimana Al-Walid berada, orang-orang kafir Quraisy mengumpulkan patung-patung sesembahan mereka yang dihiasi dengan beraneka pakaian mewah. Lalu, mereka menyembah dan bersujud di hadapan berhala itu.
 Sementara Rosulullah yang sedang bersama dengan Abdullah bin Masud duduk-duduk saja di dekat orang kafir yang sedang menyebah berhala itu. Setan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Setan tersebut mengulangi perkataan, seperti yang telah dikatakan pada berhalanya Al-Walid ibnul harits. Sehingga semua orang yang berada di tempat mendengar perkataan dari mulut patung tersebut, tak terkecuali Rosulullah dan Abdullah binMasud yang ketakutan berkata kepada beliau, “ Wahai Rosulullah, apa yang baru saj dikatakan oleh berhala itu?” Jawab beliau, Wahai Abdullah, janganlah engkau takut karena yang berkata itu adalah setan!”
Pada hari yang lain Rosulullah pun berangkat menuju ke tempat perkumpulan orang-orang kafir yang hendak menunjukkan kehebatan patung yang dapat bicara itu kepada Rosulullah. Ditengah perjalanan, beliau bertemu dengan seorang yang mengucapkan salam kepadanya. Orang tersebut memakai jubah hijau dan berkendara kuda jantan. Setelah salam dijawab rosulullah, beliau lantas bertanya, siapakah kamu sebenarnya ? aku sangat heran mendengar salammu kepadaku.”
Jawab si penunggang kuda, “Aku adalah anak keturunan Jin. Namaku Muhair bin Habbar. Aku telah masuk Islam sejak zaman Nabi Nuh as. Aku bertempat tinggal di bukit Tursina, tetapi telah lama aku mengembara.
Ketika aku pulang, aku mendapatkan istriku sedang menangis sehingga aku menanyainya. Ia menjawab bahwa setan Musfir telah berbuat dusta terhadap Nabi Muhammad. Apakah engkau tidak mengerti ? kemudian aku,mencari setan Musfir tadi dan akhirnya menemukannya diantara bukit Safa dan Marwa. Setelah aku menemukannya, lalu aku berkelahi dengannya dan aku telah berhasil mematahkan kepalanya. Ini bekas darah yang mengucur dari kepalanya!” kata Jin itu panjang lebar.
Setelah mendengar penuturan Jin tadi, Rosulullah kemduaian mendoakan dengan doa kebaikan. Selanjutnya Jin itu berkata lagi, “Ya Rosulullah, apa yang harus aku lakukan sekarang ini, apakah aku harus merasuk kedalam tubuh patung itu dan mengejek orang-orang kafir?”
“Baiklah kalau itu memang maumu dan cara yang baik untuk menyadarkan mereka,”Jawab Rosulullah SAW.
Seperti hari-hari yang lalu, kali ini pun orang-orang kafir berkumpul dan menghiasi patung mereka dengan beraneka warna pakaian yang sangat mewah. Kemudian, mereka menyembahnya dengan khusu dan hormat sekali. Mereka meminta kepala patung untuk membuktikan kepada Muhammad sekali lagi bahwa Muhammad adalah seorang yang pembohong.
Setelah mereka menyembah sambil merendahkan diri, tiba-tiba patung itu pun bicara, “Wahai penduduk Mekah! Ketahuilah sesungguhnya Nabi Muhammad ini adalah benar dan Muhammad mengajak kepada kalian untuk melakukan kebenaran. Sedangkan kalian semua ini adalah batil. Jika kalian tidak beriman kepada Nabi Muhammad serta tidak membenarkannya, kalian akan masuk neraka Jahannan selamanya!”
Betapa terkejutnya orang-orang kafir yang ada disitu karena patung yang mereka sembah tidak mengucapkan kata-kata yang mereka harapkan. Kejadian tersebut membuat banyak orang yang bimbang sehingga beberapa diantaranya mulai mempercayai Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Abu Jahal dengan perasaan yang marah yang meluap, segera mendekati patung tersebut dan membantingnya hingga berkeping-keping. Tidak puas hanya dengan berbuat begitu, kepingan-kepingan patung itu kemudian diinjak-injak, dikumpulkan, kemudian dibakarnya.
Akan halnya dengan Nabi Muhammad pulang dengan perasaan lega. Sedangkan Jin Muhair bi habbar yang telah diganti namanya oleh Rosulullah dengan nama baru “Abdullah bi Abbar” segera pergi dari tempat itu.
Letak mukjizatnya disini adalah, seorang manusia mampu berkomunikasi dengan baik dengan makhluk halus, yang pada saat itu hanya dilakukan oleh manusia berkat pertolongan langsung dari Tuhannya 

0 Response to "Jin Pin membantu dakwah Rosulullah"

Post a Comment