Ulak Patian
Cerita sebuah daerah yang penduduknya memilki kesenian tradisional di kabupaten Rokan Hulu sampai sekarang, daerah ini terkenal dengan ikan salainya, banyak bedeng-bedeng tempat pembuatan ikan salai. Hal itu sesuai dengan cerita bahwa Ulak Patian adalah Ulak yang banyak ikannya dan terbentuklah kampong ini dikarenakan ikan yang banyak dan orang-orang banyak yang pindah ke daerah ini.
Desa Ulak Patian terletak di Kecamatan Kepenuhan
Ulak Patian adalh sebuah desa kecil, dimana desa ini terletak paling utara Kabupaten Rokan Hulu, berbatasan dengan Rokan Hilir. Desa ini dahulunya dikenal daerah ikan, disamping itu daerah ini terdapat sebuah sanggar tari yang hidup sejak tahun 1942 yaitu sanggar tari”Deo Burung Kwayang Balai Mukun” sebuah tari tradisional untuk pengobatan.
Mengapa dinamakan Ulak Patian ? berawal dari kebisaan orang sakai (suku Bonai) yang suka mencari ikan. Pada suatu ketika sekelompok orang Bonai mencari ikan dari Hilir sungai Rokan sampai ke Hulunya, ketika berputar-putar disebuah ulak (air yang berputar dikarenakan belokan air yang terlalu patah) karena tidak sanggup lagi mengemudikan sampan, maka merekapun berhenti disungai yang airnya berputar. Mulailah mereka mencoba memasang kail, ternyata banyak ikan patin didapat di ulak ini, sehingga tidak perlu jauh-jauh ke hulu mencari ikan.
Berita ini sampai kepada masyarakat Bonai lainnya yang berada di hiliulak tersebut, maka beramai-ramailah orang mencari ikn keana, begitu banyaknya ikan patin didapat di ulak tersebut disebutlah ulak ini dengan nama “Ulak Patin”. Pengucapan ulak patin untuk daerah ini lama-lama menjadi “ulak Patian.
Begitu banyaknya ikan patin di daerah ini, maka pada tahun 1935 terjadilah migrasi besar-besaran yang dipimpin oleh bogodang (orang kuat), kemudian didirikan pula tempat tinggal ditepi-tepi sungai disekitar ulak patina. Lambat laun jadilah sebuah perkampungan kecil yang dipimpin oleh Bapak Mudo Kacak sebagai penghulunya.
Setelah kemerdekaan kampong ini beruabh menjadi sebuh desa, dan memiliki kebudayaan tradisional yaitu tari deo burung kwayang yang sangat identik dengan pengobatan tradisional. Sanggar tari ini diimpin oleh Bapak Rasyid, ia mendapatkan kesenian ini dari ayahnya Leman. Disamping kesenian deo burung kwayang ada pula tari lukah gilo dan tarian tahan kulik.
Demikianlah asal mula daerah ini dinamakan Ulak Patian, dan sampai sekarang mata pencaharian masyarakat adalah pencari ikan dan tidaklah berlebihan pula daerah ini dijuluki dengan daerah ikan salai.
0 Response to "Ulak Patian"
Post a Comment