Datuk Godang Cincin dan Malin Kukuk

Datuk Godang Cincin dan Malin Kukuk
Seorang datuk yang memiliki cincin mengalahkan seorang pendekar yang sombong bernama Malin Kukuk, pertarungan terjadi di halaman Istana Rokan IV Koto yang disaksikan masyarakat serta keluarga kerajaan.
Kejadian terjadi di halaman Istana Kerajaan Rokan IV Koto Kecamatan Rokan IV Koto
Pada zaman dahulu ketika masa kerajaan Rokan IV Koto Berjaya, masyarakatnya hidup dengan aman dan sejahtera, semua orang hidup dengan rukunnya, rasa kebersamaan selalu dijaga oleh masyarakat melalui kaum adat serta oleh keluarga kerajaan atau keluarga bangsawan.
Sebagai kerajaan yang begitu Berjaya pada zaman itu, tidak satupun terdengar ada perselisian diantar penduduknya sampai pada suatu hari, ketika itu suatu hari pecan di Rokan IV Koto, sedang ramai-ramainya orang di pasar kira-kira matahari setengah penggalan keramaian pasar terusik dengan adanya suara rebut dari ujung pasar, semua orang berbondong-bondong keraah suara keributan itu, sampai disana oran banyak terbelalak, karena ditengah-tengah kerumunan orang banyak itu berdiri seorang laki-laki dengan pongahnya.
“wahai para pendekar Rokan, aku dating dari jauh, dating kesini untuk mencari lawan sepadan, sudah banyak kampong dan tanjung yang kulalui, namun tidak seorangpun pendekar yang bisa mengalahkan aku, sekarang kaluarlah kalian para negeri ini, mari kita bertarung ,engadu ilmu” tantangnya dengan lantang.
Semua orang menanggapi tantangan laki-laki dengan macam-macam perasaan, ada yang gentar, orang saling pandang menunggu siapa yang akan tampil ketengah gelanggang melawan laki-laki itu. Melihat tidak ada tanggapan dari orang banyak yang ada disitu laki-laki dengan suara lantang kembali mengeluarkan tantangan “Hai semua laki-laki yang ada disini, apakah kalian sudah menjadi perempuan, kenapa tidak satupun dari kalian yang sanggup maju melawan tantanganku?”
Mendengar kata laki-laki itu, terjadi kembali keheningan disana sini, beberapa saat keheningan tersebut berlalu muncullah seorang laki-laki setengah baya ketengah-tengah gelanggang berseru “Wahai laki-laki penantang, apa maksud menantang kami disini?”
Ha…ha…ha…,kalau kalian hanya bertanya kenapa kau mau ?, kalau sekedar bertanya lebih baik kau tidak maju!” Mengapa kamu menantang kami disini, apa maksudmu” jangan banyak cakap kau,ha…ha…ha…, apakah masih kurang jelas bagi kami, aku kesini ingin mencoba ilmu kalian disini, kalau kalian ingin tahu akulah yang disebut orang pendekar Malin Kukuk” teriaknya lantang.
“lebih baik kamu tinggalkan kampong kami ini, kami disini tidak pernah berbuat keributan, kami hidup dengan aman disini” kata laki-laki yang tampil didepan tadi. “banyak bicara kau” lalu pendekar Malin Kukuk menerjang laki-laki itu. Perkelahan tidak dapat dihindari, laki-laki itu terdesak oleh pendekar malin Kukuk, sampai tertangkap tangannya dan patah oleh malin Kukuk “Krakh” Aduh katanya.
Setelah mengalahkan laki-laki pertama kebengisan pendekar Malin Kukuk semakin menjadi-jadi, setiap  orang yang ada didepannya diterjangnya, membuat orang lari tunggang langgang, keributan tersebut sampai ke istana, lalu raja mengutus pendekar istana melawan pendekar Malin Kukuk.
Setiap ada pendekar kerajaan yang maju, selalu kalah oleh Malin Kukuk, semua pendekar kerajaan sudah kalah ditangan Malin Kukuk, tidak ada seorangpun yang dapat mengalahkannya, karena sudah tidak ada lagi yan berani melawan pendekar Malin Kukuk, semua pendekar yang tersedia kalah dibuatnya.
Karena tidak ada lagi yang berani melawannya, pendekar malin Kukuk berjalan sepanjang kampong berkukuk menggembarkan tantangan, sampai-sampai raja kehabisan akal untuk menundukkan malin Kukuk,  karena tidak ada lagi pendekar dalam kerajaan yang berani melawan malin Kukuk.
Akhirnya raja mengutus hulubalang ke kampong Tanjung dalam negeri subaliang untuk menjemput orang hebat disana, guna mengalahkan Malin Kukuk, setelah diceritakan oleh Hulubalang, datuk Godang Cincin yang diharapkan oleh raja untuk mengalahkannya.
Maka berangkatlah mereka menuju Rokan IV Koto, datuk Godang Cincin membawa anaknya yang sudah mulai dewasa, sesampainya di istana, datuk Godang Cincin menghadap raja, dan bersedia menghadap Malin Kukuk. Sebelum pertarungan itu dilaksanakan, Datuk Godang Cincin minta kepada raja menyediakan beberapa batang tebu, setelah tebu didapat lalu diundanglah pendekar Malin Kukuk.
Dengan gagah berani Malin Kukuk dating ke istana memenuhi tantangan raja “Hai raja siapa lagi pendekar yang hendak engkau hadapkan padaku” lontarnta dengan angkuh. Lalu turunlah anak Datu Godang Cincin untuk menghadapi pendekar malin Kukuk. Wahai pendekar…akulah lawanmu”tantangnya dengan berani.
Ha…ha…oi raja, apakah tidak ada laki-laki lagi di kerajaan ini hingga anak kemarin sore yang kau hadapkan kepadaku…” Mendengar kata-kata pendekar Malin Kukuk tersebut muncullah Datuk Godang Cincin di jendela sambil membawa tebu.
Hai pendekar janganlah kamu berlagak congkak dulu…kau lawan dulah anak muda ini ucapnya, lalu ia duduk ditangga sambil mengupas kulit tebu, kulit tebu yang dikupasnya jatuh kehalaman, sementara dihalaman sudah terjadi pertarungan sengait. Secara bergantian kedua orang itu saling bergantian serang menyerang, pertarungan sengit tidak dapat dihindarkan, sementara Datuk Godang Cincin terus mengupas tebu, kulit tebu dan tungkulnya jatuh kehalaman, tungkul tebu berserakan dihalaman diantara perkelahian itu.
Pertarungan itu tanpa disadari telah mengeluarkan banyak jurus, sampai pendekar Malin Kukuk tergelincir terpijak tungkul tebu, melihat itu Datuk Godang Cincin berkomentar. “sudah kena kau pendekar Malin Kukuk”, belum apa-apa Datuk, sebentar lagi aku akan mengalahkn anak muda ini, katanya. Kalau kau tak percaya cobalah meludah…alangkah terkejutya, air ludahnya sudah bercampur darah, sementara diseberang sana anak muda itu berdiri tersenyum.
Melihat kenyataan itu, pendekar Malin Kukuk berujar “”aku mengaku kalah” katanya. “Wahai raja aku sudah kalah, mulai sekarang akau tidak akan mengganggu kerajaan ini”. Setelah itu berlalu dan meninggalkan kampong itu, melihat keadaan demikian orang-orang yang ramai menyaksikan pertarungan itu bersorak penuh kegembiraan, karena lawan sudah kalah, maka raja berujar kepada Datuk Godang Cincin, “dengan apalah kami membalas jasa Datuk ini” ungkap raja, “tidak perlu tuanku, yang hamba inginkan bagaimana hubungan antara Rokan IV Koto dengan kampong tidak lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan. Kampong Tanjung terletak didaerah tigabelas Koto Kampar.

0 Response to "Datuk Godang Cincin dan Malin Kukuk"

Post a Comment