Asal Nama-nama Lima Luhak
Luhak artinya kelompok kampong terbesar disebuah kerajaan, ada lima luhak dan dua kewalian di Rokan Hulu pada zaan terbentuknya kerajaan-kerajaan kecil ini setelah runtuhnya kerajaan Roka Tua yaitu : Luhak Tambusai, luhak Rambah, luhak kepenuhan, luhak Kunto Darussalam, Luhak Rokan IV Koto, kewalian Tandun, kewalian Kabun. Konon cerita terbentuknya nama luhak ini disebabkan perlakuan dari kerajaan berdirinya kerajaan-kerajaan itu.
1.Luhak Tambusai
Luhak Tambusai konon disebut sebgai luhak tertua, dimana cikal bakal terjadinya luhak kepenuhan, Rambah dan Kunto Darussalam. Awal berdirinya kerajaan Tambusai di Karang Besar, lalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tampat yang lain, ada yang menyebutkan sampai 16 kali perpindahan, sehingga kerajaan tersebut tiada tenang dan timbul kerugian-kerugian karena perilaku berkumpul lalu bubar atau usai, begitu seterusnya akibat berpindah-pindah. Dari peristiwa berpindah-pindah lalu berkumpul, berpindah lagi, berkumpul lagi maka disebutlah kerajaan ini Tambusai yaitu dari asal kata tambun (berhimpun atau berkumpul), usai (pindah atau bersebar) menjadilah Tambun-usai, disebut juga dengan Luhak tambusai panggilan pada masyarakat adat sekarang.
Ada pula yang mengatakan Tambusai itu adalah darikata tombusan sebuah lobang tembusan antara sungai Sosah dan sungai Batang Lubuh dimana tempat ini adalah jalur penghuni sungai Rokan yaitu Sutan Ponyalinan berlalu lalang, suatu ketika terjadi kehilangan dikalangan keluarga raja, dimana seorang anak gadisnya telah hilang saat mandi di sungai sosah, sudah puas mencari akhirnya anak gadis itu ditemui disebuah lobag dengan keadaan tidak kotor dan segar bugar.ditanyailah gadis itu, darimana saja tuan putrid menghilang selama tiga hari. Putrid menjawab, aku bertamasya bersama seorang pemuda gagah bernama sutan Ponyalinan, ia membawaku ketiga tempat yang indah ang tiada pernah kulihat selam ini. Apa yang diperbuat sutan Ponyalinan itu terhadap dirimu, Tanya keluarga lainnya. Tida terjadi apa-apa hanya melancong saja, dan makan bersama bersama keluarga beliau, katanya hari itu adalah hari terjadinya sungai Rokan, dan mereka mengadakan rapat paripurna dibentuknya daulat-daulat Rokan kanan dan Rokan Kiri. Dengan rasa penasaran pertanyaan terus diberikan kepada tuan putri, siapa pemimpin mereka, saya hanya berjabat tangan dan beliau menyebutkan namanya, beliau bernama Tuk Saih Panjang Jangguik.
Demikianlah perjalanan tamasya tuan putrid kesebuah tombusan sehingga dengan petunjuk dari tuan putrid dibuatlah nama kerajaan Tombusai yang sekarang disebut Luhak Tambusai.
Suku-suku yang ada di Luhak Tambusai ini dahulunya adalah Melayu, Ampu, Kandang Kopuoh, Soborang, Pungkuik, Mais, Bonuo, dan monoiliang.
2.Luhak Rambah
Setelah berkembang kerajaan ini dan melakukan perambahan dengan cara merambah hutan, tepatnya di sungai Kumpai, desa kumu sekarang, 12 km dari Pasirpengaraian, maka berdirilah kerajaan Rambah dengan dinobatkan seorang anak raja dari Tambusai bernama Tengku Tunggal Kuning atau yang dipertuan muda. Maka tersohorlah kerajaan ini dan dibuat karang janji yan mengatur kehidupan kerajaan kedua belah pihak.
Akhirnya masa sekarang disebut dengan luhak Rambah. Adapun suku yang beradat ke luhak Rambah adalah Melayu, Ampu, Pungkuik, Kandang Kopuh, dan Kuti.
3.Luhak Kepenuhan
Kerajaan ini terbentuk semasa kerajaan Tambusai dibawah kekuasaan yang dipertuan tua (raja ke-7) berawal kedatangan sejumlah rombongan memasuki sungai Rokan, lengkap dengan orang-orang besarnya, mula-mula hendak menetap di kuala batang sosa, mengutus 11 orang dari kelompok tersebut menghadap raja Tambusai
Permohonan dari wakil 11 tersebut diterima dengan izin untuk sekedar berkebun dan berladang, namun ada gejala perpecahan. 7 pihak ingin tinggal di Batang Sosa sedangkan 4 pihak ingin pindah ke pulau Lontar, selain perpecahan kelompok yang tujuh dimasa itu terjadi kekejaman dan kezaliman pada kelompok yang tujuh.
Kata-kata kepenuhan dimabil dari istilah “keponohan” yang mana didaerah ini telah banyak kelompok-kelompok pendatang yang memenuhi tempat ini sehingga disebutlah terbentuklah kerajaan kepenuhan.
Ada[un suku yang beradat disini adalah suku Melayu, suku Moniliang, suku Pungkuik, suku Kandang Kopuh ,suku Mais, suku Kuti, suku Ampu
4.Luhak Kunto Darussalam
Kunto Darussalam banyak dipengaruhi oleh kerajaan Siak Sri Indrapura, sehingga nama-nama Kunto Darussalam adalah nama-nama kota Islam dimasa itu. Adapun suku yang beradat disini kebanyakan suku Melayu, Moniliang, dan Pukomo.
5.Luhak Rokan IV Koto
Kerajaan Rokan di negeri Rokan IV Koto pada awalnya tumbuh tiada hubungan dengan kerajaan Tambusai, menurut riwayat mereka mengambil keturunan raja dari Pagaruyung melalui Padang Nunang Rao.
Pelopor pertama memasukkan ajaran Islam kedaerah ini adalah Sultan Harimau dari kerajaan Kunto Darussalam, negeri asal terletak diatas suatu bukit diantara Lubuk Bendahara dengan negeri Rokan.
Tempat inilah mulanya ajaran Islam dipusatkan, suatu tempat belajar ibadah sehingga disebut teluk sembahyang.
Daerah yang terbesar pada mulanya adalah Rokan, Pendalian, Sekebau, dan Lubuk Bendahara. Nama-nama ini dalam adat besarnya sesuai denga urutannya, itulah sebabnya asal bermula sampai dinamakan Negeri Rokan IV Koto.
Kedudukan raja dimasa itu ditempatkan di Rokan, tetapi Lubuk Bendahara merupakan tempat yang ramai disinggahi pedagang dari Sumatera Barat. Adapun suku yang beradat disini adalah suku Mais, suku Bendang, suku Melayu Pokomo, suku Caniago, suku Petopang, suku Moniliang dan Pongolu Pasa (pemerintah dalam hal penanggung jawab sebelum masuk suku)
Adapun asal usul lima luhak tersebut dalah ujud dari pelancongan yang dilakukan tuan putrid kerajaan Tambusai yang mengikuti siding paripurna pembentukan daulat dua wilayat tersebut. Adapun tiga tempat itu adalah sungai Rokan Kanan, sungai Rokan Kiri, dan sungai Sosa. Sungai Sosa dan sungai Rokan Kanan berdaulat menjadi Okan Kanan, sedangkan Kunto Darussalam dan Rokan IV Koto berdaulat kepada Rokan Kiri.
0 Response to "Asal Nama-nama Lima Luhak"
Post a Comment