Bagi wanita muslimah sangat penting sekali untuk mengetahui persoalan-persoalan yang berhubungan dengan haid, nifas, dan istihadhoh, karena hal tersebut sangat erat kaitannya dengan ibadah-ibadah yang dilakukannya terutama ibadah solat
1. Hokum
memperlajari ilmu tentang haid
Sebelum
kita membahasa lebih lanjut, alangkah lebih baiknya kita ketahui pengartian
haid menurut syar`i yaitu darah yang keluar daris eorang wanita yang telah
berumur 9 tahun kurang sedikit, sedangkan keluarnya darah tersebut bukan karena
sakit ataupun melahirkan.
Adapun
hokum mempelajari ilmu tentang haid bagi seorang wanita adalah fardhu a`in dan
bagi suami tidak boleh melarang istrinya mempelajari ilmu tersebut, sednagkan
bagi suami yang mampu member pengajaran, maka wajib hukumnya mengajarkan kepada
istrinya.
2. Umur
berapa seorang wanita mulai mengeluarkan darah haid ?
Paling
muda seorang wanita mulai mengeluarkan darah haid adalah umur 9 tahun kurang
sedikit (tidak sampai genap 16 hari 16 malam). Jika ada seorang wanita mulai
mengeluarkan darah pertama umurnya di bawah ketentuan umur di atas, maka darah
yang keluar tersebut tidak dinamakan darah haid, akan tetapi darah fasid (rusak
atau darah yang disebabkan oleh penyakit).
Jika
seorang wanita mengeluarkan darahnya sebelum usia haid, dan darah sebgain yang
lain pada usia haid, maka darah yang keluar sebelum usia haid dinamakan darah
istihadhoh, sedangkan darah yang dikelurkan setelahnya dinamakan darah haid.
Contoh
: anak perempuan pada usia 9 tahunkurang 16 hari 16 malam selama 3 hari, maka darah
yang keluar pertama 1 hari kurang sedikit dinamakan darah istihadhoh, sedangkan
darah yang kedua selama 2 hari lebih sedikit dinamakan darah haid.
3. Lamanya
waktu haid dan sucinya
Paling
sedikit seorang wanita mengeluarkan darah haid selama sehari semalam (24 jam),
baik keluarnya terputus-putus yang bila dijumlah mencapai 24 jam asalkan jarak
pemisahnya masih dalam lingkup waktu 15 hari 15 malamm atau keluarnya terus
menerus.
Sedangkan
yang dimaksud dengan terus menerus yaitu bila kapas yang dimasukkan kedalam
farji masih basah walaupun darah tidak sampai keluar pada bagian farji yang
wajib dibasuh dalam istinja`. Maka hal itu masih dihukumi mengeluarkan darah.
Jadi bila darah yang keluar kurang dari 24 jam bukan darah haid.
Adapun
paling lama darah haid keluar yaitu 15 hari 15 malam, sedangkan umumnya seorang
wanita mengeluarkan darah haid selam 6 hari 6 malam atau 7 hari 7 malam. Paling
sedikit waktu suci yang memisahkan antara 2 haid adalah 15 hari 15 maqlam,
sedangkan lamanya tidak terbatas.
Penting :
Jika
seorang wanita mengeluarkan darah haid baru pertasma kali atau sudah pernah
tidak usah menunggu sampaigenapnya darah sampai 24 jam, jadi baginya diharamkan
solat, puasa, atau yang lainnya. Jika ternyata darah tersebut tidak mencapai 24
jam, maka ia diwajibkan mengqodho solatnya tadi.
Jika
seorang wanita mengeluarkan darah yang sudah memenuhi syarat-syarat haid
kemudian suci lamanya tidak sampai 15 hari 15 malam kemudian mengeluarkan darah
lagi, maka darah pertama yang sebelum suci dihukumi haid, sedangkan darah kedua
sebagai penyempurna waktu paling sedikit suci (15 hari) dihukumi istihadhoh.
Contoh
: mengeluarkan darah 7 hari kemudian suci 10 hari kemudian mengeluarkan darah
lagi 10 hari, maka 7 hari yang pertama sebelum suci dihukumi haid, sedangkan 5
hari yang pertama setelah suci dihukumi istihadhoh, karena sebagai penyempurna
paling sedikitnya suci (15 hari).
4. Hal-hal
yang diharamkan bagi orang haid atau nifas
a.
Solat f. Berpuasa
b.
Thowaf g.
Tholaq (cerai)
c.
Menyentuh/membawa/membaca Alquran
d.
Diam di dalam Mesjid
e.
Bersetubuh
5.
Mulai dan berhentinya haid serta
solat-solat yang wajib di qodho
a. Hal-hal
yang mencegah wajibnya solat ada 7 macam : 1). Haid, 2). Nifas, 3). Kufur, 4).
Mabuk, 5). Sifat anak-anak, 6). Gila, 7). Ayan (epilepsi)
b. Datangnya
haid pada waktu solat
Jika
datangnya haid waktu solat sudah masuk dengan jarak cukup untuk mengerjakan
solat waktu itu dan ia sehat (tidak mempunyai hadast tetap, seperti beser
keinginan untuk buang air yang tidak ada habisnya) dan tidak bertayammum atau
dengan jarak waktu yang cukup untuk mengerjakan solat serta bersucinya bagi
orang yang berhadast tetap atau bertayammum sedangkan ia belum melaksanakan
solat, maka apabila ia telah suci dari haidnya, ia diwajibkan hanya mengqodho solat
pada waktu tibanya haid, dan tidak diwajibkan mengqodho solat sebelum atau
sesudah tibanya haid.
c. Putusnya
haid
1.
Bila haid putusnya pada waktu solat yang
tidak bias dijamak seperti subuh atau pada waktu solat pertama (solat yang
dapat dijamak) seperti zuhur atau magrib) maka :
a.
Apabila waktu solat tinggal waktu yang
tidak cukup untuk bersuci dan ukuran satu rakaat atau takbiratul ikhram maka ia
wajib melaksanakan solat dengan qodho
b.
Bila waktu solat masih luas maka wajib
melaksanakan solat seperti biasa
2.
Bila putusnya apda waktu solat kedua
dari solat yang dapat dijamak seperti asar dan isya, maka :
a.
Bila waktu solat tinggal waktu yang
tidak cukup untuk bersuci dan solat 1 rakaat maka wajib melaksanakan solat
kedua dengan qodho serta mengqodho solat pertama
b. Bila
waktu solat masih cukup untuk bersuci dan melaksanakan 1 rakaat maka wajib
melaksanakan solat kedua seperti biasa dan mengqodho solat pertama
0 Response to "RISALAH HAID"
Post a Comment