Di zaman kekuasaan Raja Rambah di Pasir pengaraian (1919-1927), raja
XIII Tengku Manyang gelar Mahmud bersama anggota kerapatan secara tertulis
telah menyusun Hak Kebesaran Adat dan abatan Agama (syara). Naskah ini terdiri dari XI bab
dengan jumlah 90 fatsal, sebagaimana Sultan Siak Sri Indrapura memiliki Badul
Kewait atau pintu segla pegangan. Tengku Mayang wafat di Mekah tahun 1933. Hak kebesaran adat di Kerajaan Tambusai-Kepenuhan-Kunto Darussalam-dan
Rokan IV Koto tidaklah begitu banyak perbedaannya, kecuali jumlah persukuan dan
lazim dengan apa yang dimaksud adat yang teradat keputusan Raja serta kerapatan
digolongkan pada adat yang diadatkan.
Jalinan hubungan antara raja-raja Lima Kerajaan tersebut terpatri pada
tuturan adat, yaitu : Raja Se-Daulat, orang besarnya Se-Andiko. Hubungan kekeluargaan dikatakan, “periuk yang
kecil-kalau tidak akan satu periuk, kayu yang pendek-kalau tidak akan satu
rumah”.
Demikianlah harmonisnya jalinan persatuan dan kesatuan antara Lima
Kerajaan. Para penulis sejarah hendaknya jangan keliru dalam menulis Kerajaan
Rokan saja, sebab jumlah sebenarnya Lima Kerajaan. Pada tahun 1942 kekuasaan
Jepang, seluruh bentuk kerajaan dijadikan Ku (dikepalai kucho) dan setelah
kemerdekaan sekarang status kecamatan
BAHWA ADALAH TENGKU SOETAN MAHMOED Wd. ZELFBESTUUDER VAN RAMBAH dan
YANG DIPERTUAN SAKTI, DENGAN SEMUFAKAT ANGGOTA KERAPATANa LUHAK SERTA IZIN
WAKIL GOUVERNEMENT. TELAH MENIMBANG HAL NEGERI DAN ATURAN SEPANJANG ADAT
ISTIADAT YANG SEJATI DALAM LUHAK RAMBAH, SUPAYA JANGAN JADI KELIRU KEMUDIAN
HARI, ANTARA JABATAN PEGANGAN DAN KEKUASAAN KEPALA-KEPALA, ORANG BESAR-BESAR,
PENGHULU-PENGHULU, INDUK-INDUK DAN PEGAWAI-PEGAWAI AGAMA DALAM LUHAK RAMBAH.
OLEH SEBAB ITU, MAK KAMI TERANGKAN DAN KHUSUSKAN SEGALA
ANGGOTA-ANGGOTA PENDUDUK YANG BERJABATAN ADAT DAN SYARA DALAM LUHAK RAMBAH.
SERTA MASING-MASING PEGANGAN DAN KEWAJIBAN atau BAHAK KEKUASAAN MENURUT
SEPANJANG ADAT DAN SYARA SEPERTI BERIKUT DI BAWAH INI :
BAB I
Fatsal I Menyatakan
penduduk yang berjabatan dalam luhak Rambah. Di luhak Rambah
Penduduknya
dua bangsa
A.
Bangsa Melayu
B.
Bangsa Mandahiling VII buah kampong (asal
Tapanuli Selatan)
Fatsal II Adapun bangsa
Melayu itu terbagi di atas VII jenis
1.
Bangsa Raja
2.
Bangsa anak raja
3.
Suku bangsa nan VII
4.
Bangsa suku nan 100
5.
Bangsa suku nan 50
6.
Bangsa suku nan 6
7.
Bangsa brsaudara di parit
Fatsal III Bangsa
raja-raja terbagi atas dua pihak
Pertama
pihak yang dipertuan besar (Raja Luhak Rambah) bernama pihak rumah
Pangkal
“Balai” yakni di dalam adat bernama pihak ini, terbagi atas dua induk.
1.
Induk yang dipertuan besar
2.
Induk yang Dipertuan Djumadil Alam, kepalanya
yang dipertuan besar. Adatnya 100 rial atau f-25
Kedua pihak Yang
Dipertuan Sakti Raja Bantu atau Raja Muda bernama pihak rumah “bergonjong’
yakni didalam adatbernama pihak kemenakan, adatnya 100 rial atau f-25.
Kepalanya yang Dipertuan Sakti raja atau Yang Dipertuan Muda
Menurut sepanjang
adat apabila bergelar Yang Dipertuan Besar pihak rumah “Pangkal balai” mesti
istrinya dari rumah “bergonjong” bergelar paduka Sya`alam
Sebab yang
Dipertuan Besar itu Raja Pucuk, segala laki-laki dalam luhak Rambah
Adatnya tertinggi
dari raja-raja yang lain, yaitu 200 riyal atau f-50- kawinnya dengan kawin
Semondo; puteranya berwaris kepada ayahnya yakni Yang Dipertuan Besar Raja
Luhak
Fatsal IV Jenis bangsa
anak raja-raja; terbagi atas 4 pihak.
Pertama : pihak rumah
berlinggi Kepalanya Sutan Mahmud, yakni kepala kerapatan luhak
Rambah. Di dalam
pihak Ini terbagi 3 induk. Pertama induk Sutan Mahmoed. Satu bahagian beradat
50 riyal atau f-12,50. Satu bahagian beradat 32 riyal atau f-8- terkecualiseala
saudara Sutan Mahmoed. Sekarang adatnya serupa dengan adat Raja yang tersebut
di Fatsal 3 sebab ibunya bangsa Raja
Kedua : Induk Mayo Kayo adatnya 32 riyal atau f-8- ketuaan
induknya Majo Rajo,
berkepala
kepada Soetan Mahmoed ber Raja pada Raja Rambah
Ketiga : induk Raja Sabomo (Raja Iskandar) adatnya 32 riyal atau
f-8-ketentuan induknya
Raja
Sabomo atau raja Iskandar, berkepala kepada soetan Mahmoed, ber Raja
Pada raja
Rambah
Fatsal V Bahagian
kedua, pihak Pasir Baru ketuaannya masa dahulu Soetan Nadil dan
beberapa
induk di bawahnya, tetapi sudah pindah keluarsekarang tinggal satu
induk
bergelar Maharaja. Di dalam induk ini satu bahagian beradat 16 riyal, ini
induk
berketuaan kepada Maharaja berkepla kepada kepala kerapatan dan ber Raja kepada Raja Rambah
Fatsal VI Bahagian ketiga
anak Raja-raja pihak rumah bergonjong ketuaannya Sutan Jalil
Atau raja
Mahmoed atau Raja Cagar Alam. Di dalam induk-induk ini bagian
beradat
60 riyal atau f-12.50- satu bahagian
beradat 32 riyal atau f-8. Induk ini
berketuaan
kepada Soetan Jalil-berkepala kepada yang Dipertuan Sakti-ber Raja
kepada
Raja Rambah
Fatsal VII Bahagian
ke-empat anak Raja-raja pihak rumah pangkal Balai, ketentuannya
Maharaja.
Adatnya 50 riyal, induk ini bertuaan kepada Maharaja berkepala dan
ber Raja
kepada Yang Dipertuan Besar
Fatsal VIII jenis bangsa
suku nan VII itu terbagi atas 7 suku. Bagi pertama bernama suku
Ampu
inilah suku yang boleh naik Bendahara (kepala Induk). Pucuknya bergelar
Datuk
Bendahara Kuning atau Datuk Bendahara Simaraja atau datuk Penghulu
Besar. Di
dalam suku-suku Ampu terbagi dengan 14 induk, yaitu :
1.
Induk Paduko Simarajo. Inilah induk yang
mendapat gelaran pucuk suku sekarang dengan menurut aturan baru bersama aturan.
Hak memilih (verkiesrecht)
2.
Induk rangkayo besar. Inilah induk pangkat pucuk
suku
3.
Induk pusako Laksamana
4.
Induk Perdana Manti
5.
Induk penghulu Besar
6.
Induk Majo Laksamana
7.
Induk Biji Rajo
8.
Induk Rangkayo Mudo
9.
Induk Laksamana Mantri
10. Induk
Indo setia
11. Induk
Rajo Setindo
12. Induk
Sutan sari Pada
13. Induk
Sutan Majolelo
14. Induk
Haji Abdil Majid
Fatsal IX Bahagian kedua
bernama suku Melayu
Inilah
suku yang bergelar dengan suku Ampu naik Bendahara kepala Andito
artinya
apabila mati atau berhenti Bendahara dalam suku Ampu (lihat fatsal VIII
bahagian
pertama), makanaik Bendahara di dalam Suku Melayu dan apabila mati
atau
berhenti Bendahara di dalam atau dari suku Ampu.
Pucuknya
bergelar datuk Bendahara Sakti, atau Datuk Seri Paduka. Induk di
dalam
suku Melayu terbagi di atas 6 induk
1.
Induk Bendahara Sakti inilah induk Pucuk Suku Melayu sekarang
2.
Induk Perkomo Rajo. Inilah induk tongkat pucuk
suku sekarang
3.
Induk Sri paduko
4.
Induk Indo Setia
5.
Induk Paduko Rajo
6.
Induk Bentara lelo
Fatsal X Bahagian
ketiga bernama suku Pungkut
Inilah
suku yng mendapat gelaran President Bendahara sekarang, yakni Andiko
Artinya
kepala dari jenis bangsa suku nan VII dan jenis bangsa bersandar di parit
Dengan
menurut aturan baru bernama hak memilih bergelar Datuk Bendahara
Perkasa
pucuk sukunya Datuk Tumenggng Kayo. Di dalam suku Pungkut ini
Terbagi
atas 3 induk, yaitu :
1.
Induk Datuk Bendahara Perkasa
2.
Induk Tumenggung Kayo
3.
Induk Setia Perkasa
Fatsal XI Bahagian
ke-empat bernama suku Bonur
Pucuk
bergelar Datuk Rangkayo Maharajo atau Rajo Bonu Ampu. Inilah suku
yang
bergelar dengan suku Mandahiling bergelar Datuk Orang Kaya Maharajo.
Bila
dapat gelar Datuk Orang Kaya maharaja berhak baginya menggosokkan
“limau”
disebelah bahu kiri Raja,”ta`abal naik nobat bergelar Yang Dipertuan.
Adapun
Datuk Bendahara kepala induk sebelah bahu kanan Raja
Suku
Bonur terbagi di atas 4 induk, yaiyu :
1.
Induk Raja Banu Ampu, inilah induk pucuk
sekarang
2.
Induk tarano Puto, inilah induk tongkat pucuk
sekarang
3.
Induk Majo Nando
4.
Induk maharaja Khatib Angso
Fatsal XII bernama ke-lima
suku Kandang Kopuah
Pucuk
suku bergelar Datuk Paduka Majalelo. Di dalam suku ini terbagi atas 10
induk
yaitu :
1.
Induk Paduko Majalelo. Inilah pucuk suku
sekarang
2.
Induk suku Laksemana. Inilah induk tongkat pucuk
suku sekarang
3.
Maharaja Katib Angsa
4.
Induk Paduko Sri Pada
5.
Induk laksamana Mangku Alam
6.
Induk Rimbo jaya
7.
Induk Rangkayo Mudo
8.
Induk Paduko Sindono
9.
Induk Sibiji Raja
10. Induk
Batu Bandar
Fatsal XIII Bahagian ke-enam
bernama suku Mandahiling
Pucuk
suku bergelar Datuk Orang kayo Maharajo atau Laksamana Manti. Sebab
panggkat
gelar datuk Orang Kayo Maharajo itu bergelar suku Mandahiling
dengan
suku Bonur. Artinya apabila mati atau berhenti datuk Orang Kayo
Maharajo
dalam suku Mandahiling, maka berdiri atau tidak naik Datuk Orang
Kayo
Maharajo dalam suku Bonur. Begitu juga kalau mati atau berhenti Datuk
Orang Kayo Maharajo dalam suku Bonur dalam
suku Mandahiling Datuk Orang
Kayo Maharajo
Di
dalam suku Mandahiling ini terbagi kepada 6 induk, yaitu :
1.
Induk datuk Orang Kayo Maharajo. Inilah induk
pucuk suku sekarang
2.
Induk Laksemana Mangku Raja. Inilah induk tongkat
pucuk suku sekarang
3.
Induk Raja Muangso
4.
Induk Paduko Rajo
5.
Induk Permadoangso
6.
Induk Mangkota Maharaja
Fatsal XIV Bahagian ke-tujuh
bernama Suku Kuti
Pucuk
yang bergelar Datu Paduko Besar, di atas suku ini terbagi di atas 5 induk,
yaitu :
1.
Induk Datu Paduko besar. Inilah induk pucuk
sekarang yang mendapat gelaran pangkat pucuk suku menurut aturan baru bernama
Republik
2.
Induk Senaro Rajo. Inilah induk tongkat pucuk
suku sekarang
3.
Induk Rajo Sunaro
4.
Induk Majadindo
5.
Induk Haji Abd. Rauf
Maka, segala suku
nan VII tersebut resmi dalam kerajaan masa dahulu adatnya 4 riyal atau f 1-.
Sekarang semufakat raja dengan kerapatan sudah ditetapkan 16 riyal atau f 4-.
Kalau jadi perempuan (maksudnya istri) induk atau pucuk suku, adatnya 24 riyal
atau f 6-. Kalau jadi perempuan Datuk Bendahara atau dagang semando, adatnya 32
riyal atau f 8-. Kalau diambil raja atau ahli waris Raja bernama gundik adatnya
64 riyal atau f 16-.
Fatsal XV Jenis bangsa
suku Nan Seratus
Pucuk
sukunya bergelar Datu Setia Raja. Di dalam suku ini tinggal satu induk
sekarang,
yaitu induk Kemala Sultan. Adatnya serupa pula dengan adat suku nan
VII,
hanya kalau raja atau ahli waris mengambil istri di dalam suku ini bernama
“dayang”, dan pekerjaannya adat istiadat
kepada raja ialah mengusahaan sekalian
pekerjaan yang di dalam istana raja. Sedangkan raja
bekerja beradat, sebab suku
ini
terbagi kepada raja Luhak, tetapi sekarang semupakat raja dengan anggota
kerapatan,
sudah dinamakan pikulan dan tanggungan sepanjang adat dengan suku
Nan VII supaya sama berat pikulan rakyat di
dalam adat
Fatsal XVI Adapun jenis suku
nan Lima Puluh ketuanya bergelar Datuk Siramo. Adatnya
Serupa
juga dengan suku Nan VII. Suku ini berkepala kepada Sutan Mahmud
kepala
kerapatan dan ber Raja kepada Raja Rambah, sebab ini sekarang terbagi
kepada
kepala kerapatan
Fatsal XVII Adapun jenis
bangsa Suku Nan Enam ialah penduduk Tanah Sunge Dua bagi
Luhak
Rambah. Asalnya dahulu 3 suku, sekarang tinggal 2 suku lagi sebab sudah
pindah ke Lubuk Bendahara (bahagian Rokan IV
Koto), yaitu :
1.
Suku Mandahiling ketuanya bergelar Biji Raja
2.
Suku kandang kopuah ketuanya bergelar datuk Rang
Kayo Maharaja atau Rajo Siromo. Adatnya serupa dengan suku Nan VII dan
berkepala kepala Yang Dipertuan Sakti ber Raja kepada Raja Rambah. Sebab bangsa
ini terbagi kepada pihak yang Dipertuan Sakti Rambah
Fatsal XVIII Adapun bangsa
bersandar di parit sal dahulunya ada beberapa kampong. Sekarang
tinggal 2
kampung, yaitu :
1.
Kampung Kubu Pauh ketuanya bergelar Datuk
bendahara Raja atau Bendahara Itam
2.
Kampung Lubuk Kapiat ketuanya bergelar Datu
Bendahara Muda. Adatnya serupa dengan suku Nan VII berkepala Andiko dan
berkepala kerapatan Ramba dan ber Raja pada yang dipertuan Besar dan yang
Dipertuan Sakti Rambah
Fatsal XIX Adapun bangsa
Mandahiling asal Tapanuli Selatan diberi hak dengan VII buah
kampong
atau na pitu huta, yaitu kebesaran pangkat di dalam adat terbagi atas
Sutan dan
Maharaja yang bernama Sutan nan 4 dan Maharaja nan 3. Sutan
beratur,
Maharaja nan berbaris. Sutan nan empat adalah :
1.
Negeri Kaiti. Kepalnya bergelar Sutan Tuah atau
Sutan Kaiti atau Sutan Lautan Api
2.
Negeri Menaming. Kepalanya bergelar Sutan Kemala
Bulan atau Sutan Mahudum
3.
Negeri Kubu Baru. Kepalanya bergelar Sutan nan
Lobih atau Sutan Laut Api. Sebab hak
pangkat gelar Sutan Laut Api boleh bergiliran antara Kubu Baru dan Kaiti
4.
Negeri Tangun. Kepalanya bergelar Sutan
Silindung atau Sutan Naparas
Fatsal XX Yang dimkasud
dengan Maharaja nan tiga, yaitu :
1.
Kampung Pawan. Kepalanya bergelar Maharaja
Timbalan
2.
Kampung Sunge Pinang. Kepalanya bergelar
Maharaja Timbalan
3.
Kampung Tanjung Berani. Kepalanya bergelar
Maharaja Timbalan
Fatsal XXI Yang dinamai
Sutan Beratur, yaitu :
1.
Kampung Batang samo. Kepalanya bergelar Mengamar
atau Sutan Mahudun
2.
Kampung Sigatal. Kepalanya bergelar Sutan Bangsu
3.
Kampung Gunung Intan. Kepalanya bergelar Sutan
Bendahara atau Sutan Palembang
4.
Koto Lolot Tangun. Kepalanya bergelar Mengamar
atau Sutan Simawal
5.
Kampung Koto Padang Tangun. Kepalanya bergelar
Badullah atau Maharajo Kayo
6.
Langgar Payung. Kepalanya bergelar Sutan Guru
7.
Rambahan. Kepalanya bergelar Sahid Maharaja atau
Sahid Johor
8.
Muara Katogan. Kepalanya bergelar Sutan Mogol
atau Sutan Parimbunan
9.
Kaiti Hilir. Kepalanya bergelar Sutan Kumala
Gunung atau Sutan Mahudun
Fatsal
XXII Yang dinamai Maharaja nan
berbaris, yaitu :
1.
Sunge salak kepalanya bergelar Jasa lindung atau
Jabangun
2.
Ujung Padang Tangun kepalanya bergelar Maharaja
Lempang atau Maharaja Lelo
3.
Janji Raja kepalanya bergelar Maharaja Khotib
atau Maharaja Patih
4.
Kepala Bondar kepalanya bergelar Maharaja Malin
atau Ja Harang
5.
Sunge Perak kepalanya bergelar Jamahudum atau
Sri Baginda
Segala bangsa
mandahiling (Tapanuli) yang tersebut dan fatsal 19 sampai fatsal 22 ((Bab I
bagian B) berorang tua kepadaSutan Mahmud (kepala kerapatan Rambah) dan ber
raja kepada Raja Rambah. Adat kawin jujuran berwaris kepada anak
0 Response to "Hak Kebesaran Adat Kerajaan Rambah Pasir Pengaraian-Riau 1919-1927"
Post a Comment