Apabila disebut Toga Siregar, maka pertama-tama timbullah pertanyaan siapakah beliau ? Pertanyaan singkat ini sampai sekarang belum dapat diterangkan secara menyeluruh dan terperinci oleh pengetua dan cerdik pandai dari turunan Toga Siregar sendiri.
Saat ini dan dalam tulisan inipun, pertanyaan itu belum juga dapat dijawab secara menyeluruh, luas, teratur dan terperinci. Hal ini disebebabkan karena kurangnya bahan-bahan serta sangat terbatasnya buku-buku yang menerangkan tentang diri Toga Siregar dan perkembangan turunannya.
Pada umumnya bahan-bahan yang didapat dari pengetua-pengetua turunan Toga Siregar hanya bersifat cerita-cerita yang pernah didengar, hingga kadang-kadang nilai cerita ini tidak terlalu murni, karena yang memberi cerita kadang-kadang kelupaan dibagian yang lain karena dibumbui dengan hal-hal yang menakjubkan atau hal-hal yang menyedihkan. Yang demikian ini bukan saja terdapat digolongan turunan Siraja Batak.
Menurut bahan-bahan-bahan dan cerita-cerita yang dikumpulkan, ternyata Toga Siregar adalah semula dari nama kecil seorang lak-laki, nama ini kemudian berkembang yang oleh keturunannya menjadikan clan (marga). Dengan demikian arti daripada marga itu adalah kumpulan atau golongan. Toga Siregar adalah anak bungsu dari ayahnya bernama Siraja Lontung sedangkan ibunya bernama Siboru Pareme.
Toga siregar adalah Sembilan orang bersaudara, diantaranya tujuh laki-laki dan dua perempuan. Keenam saudara laki-laki Toga Siregar adalah :
1.Toga Sinaga
2.Toga Situmorang
3.Toga Pandiangan
4.Toga Nainggolan
5.Toga Simatupang
6.Toga Aritonang
Sedangkan kedua orang saudaranya yang perempuan adalah bernama :
1.Siboru Tuangan gelar Siboru Panggabean
2.Siboru Menak gelar Siboru Anak Pandan
Toga siregar bersama saudara-saudarinya dilahirkan di salah satu desa kecil bernama Banuaraja yang terletak di pegunungan kampong Sabulan di tepi danau Toba sekarang ini. Kejadian ini adalah lebih kurang 550 tahun yang lalu (perkiraan ini diperhitungkan menurut derajat atau grad dalam bahasa batak yang disebut dengan “Sundut”) dengan perhitungan satu derajat adalah 25 tahun lamanya, dan dari Toga Siregar hingga turunannya sampai sekarang telah ada sebagain sampai 22 derajat.
Istri Toga Siregar adalah berasal dari anak boru Puan Limbong Mulana, dimana istri pertamanya bernama Siboru Pandan Haomasan Boru Limbong, dan dari istrinya ini lahirlah anak Toga Siregar sebanyak dua orang yang bernama :
1.Raja Silo
2.Raja Dongoran
Suatu ketika istri Toga Siregar yang pertama meninggal dunia, hingga dianya (Toga Siregar) kawin lagi dengan adik kandung istrinya yang pertama bernama Siboru Harungguan Boru Limbong, dan dari istrinya ini lahirlah anak Toga Siregar dua orang bernama :
1.Raja Silali
2.Raja Siagian
Tentang keempat orang anak laki-laki Toga Siregar ini berasal dari dua ibu yang berbed, sejak dahulu sampai sekarang selalu disebut-sebut dalam sebuah pantun bahas batak yang berbunyi :
Binuat hau silom bahen soban
Saina do silo dohot dongoran
Jala take di hatinggian
Saina do silali dohot siagian
Bahwa istri Toga Siregar adalah benar boru Limbong, karena pada pesta peletakan batu pertama tugu Toga Siregar di Muara pada tanggal 17 April 1964, dimana pada pesta itu berlangsung, pihak marga Limbonglah yang menjadi mertua (dalam bahasa batak disebut hula-hula).
Sebelum peletakan batu pertama Tugu Toga Siregar ini dilakukan, pihak pengetua dari turunan Toga Siregar secara adat batak telah “manulangi” hula-hula marga Limbong, dimana waktu itu turunan Toga Siregar diwakili para pengetua telah memberikan “batu ni sulang atau piso-piso” kepada hula-hula Limbong, dan sebaliknya rumpun hula-hula Limbong telah memberikan “pauseang” kepada turunan Toga Siregar. Pauseang adalah sebuah mata air (dalam bahasa batak disebut “Mual”) yang bernama “Mual sipitu dai atau mual parhutuan”” yang berada sekarang di kampong Limbong. Mata air ini dahulunya adalah milik Tuan Sari Buraja nenek kandung Toga Siregar dan para saudara sepupunya.
Tentang hula-hula dari Toga Siregar ini, memang ada segolongan dari turunan Toga Siregar yang sempat menyanggahnya, tetapi sanggahan ini tidak diladeni, hingga berlangsunglah keadaan itu seperti tersebut diatas.
Sepanjang yang diketahui selama ini, Toga Siregar hanya mempunyai empat anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan.
Raja Silo dan turunannya
Terimakasih ito ku
ReplyDeleteTerimakasih ito ku
ReplyDelete