Thursday, April 5, 2018

Imam Jahidi

Al-kisah ada seorang imam besar yang ta'at dan ahli hikmah, Beliau sungguh ingin membuktikan kepada dirinya sendiri juga kepada seluruh umat manusia, bahwa Allah selalu memberikan rizki dimanapun kita berada.
Akhirnya pada suatu waktu pergilah ia ke hutan dengan tidak membawa bekal sedikitpun.Dia memasuki sebuah gua yang ada dalam hutan tersebut. Dia benar-benar mencari tempat yang jarang di jangkau manusia,ia berdiam diri di ujung gua tersebut...
Sungguh Allah Maha Maha Pengasih dan Penyayang...
Hingga suatu waktu, cuaca sangat buruk dan turunlah hujan yang sangat lebat dan angin yang kencang.
Dan ternyata, sekelompok kapilah tengah melintas di hutan tersebut sehingga mereka tidak bisa meneruskan perjalanan. Akhirnya mereka istirahat dan tanpa sengaja mereka memasuki gua yang mana Imam Jahidi ada di dalamnya. Ketika mereka memasuki gua tersebut mereka tidak menyangka sebelumnya, bahwa ada orang yang lebih dulu masuk ke dalamnya. Akhirnya kapilah tersebut melihat seorang manusia yang sedang terdiam dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.
Dengan lantang pimpinan kapilah memerintahkan kepada anak buahnya untuk memberikan makanan kepadanya!
tetapi sungguh membingungkan...,karena Imam Jahidi tidak bergerak sama sekali, dia hanya diam seribu bahasa. Melihat hal tersebut,salah seorang dari mereka berkata..,wahai sahabat, mungkin dia kedinginan..?sehingga tubuhnya begitu kaku seperti ini..? akhirnya salah seorang dari mereka memberikan mantelnya yang hangat untuk meyelimuti Imam Jahidi, sementara yang lain membuat tungku api untuk menghangatkan badannya.
Tetapi apa yang terjadi...?Ia tetap diam tak bergerak sedikitpun. Salah seorang dari mereka berkata kembali "mungkin ia terlalu lama menahan lapar sehingga giginya mengetat..!maka dibuatkanlah untuknya susu yang segar dengan buah-buahan yang segar pula. Tetapi semua itu tidak merubah keadaan.
Karena merasa kasihan, dua orang dari kapilah tersebut mengambil sebuah pisau dan sendok untuk membuka mulut Imam Jahidi...,namun sebelum mereka akan membuka dengan paksa mulutnya terbuka dan Imam Jahidi tertawa sehingga membuat kaget orang yang ada disekitarnya..."Apakah kamu gila...?"
Imam Jahidi menjawab dengan lantang "tidak" aku tidak gila..!



Ikrimah bin Abu Jahal

Abu Ishaw As-Ayabi'i meriwayatkan, ketika Rasulullah SAW berhasil menaklukkan kota Makkah, maka Ikrimah berkata: Aku tidak akan tinggal di tempat ini!" Setelah berkata demikian, dia pun pergi berlayar dan memerintahkan supaya isterinya membantunya. Akan tetapi isterinya berkata: "Hendak kemana kamu wahai pemimpin pemuda Quraisy?" Apakah
kamu akan pergi kesuatu tempat yang tidak kamu ketahui?" Ikrimah pun melangkahkan kakinya tanpa sedikitpun memperhatikan
perkataan isterinya.
Ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat lainnya telah berhasil menaklukkan kota Makkah, maka kepada Rasulullah isteri Ikrimah berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Ikrimah telah melarikan diri ke negeri Yaman karena ia takut kalau-kalau kamu akan membunuhnya. Justeru itu aku memohon kepadamu supaya engkau berkenan menjamin keselamatannya."
Rasulullah SAW menjawab: "Dia akan berada dalam keadaan aman!" Mendengar jawapan itu, maka isteri Ikrimah memohon diri dan pergi untuk mencari suaminya. Akhirnya dia berhasil menemukannya di tepi pantai yang berada di Tihamah. Ketika Ikrimah menaiki kapal, maka orang yang mengemudikan kapal tersebut berkata kepadanya: "Wahai Ikrimah, ikhlaskanlah saja!" Ikrimah bertanya: "Apakah yang harus aku ikhlaskan?" "Ikhlaskanlah bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan akuilah bahwa Muhammad adalah utusan Allah!" Kata pengemudi kapal itu. Ikrimah menjawab: "Tidak, jesteru aku melarikan diri adalah karena ucapan itu."
Selepas itu datanglah isterinya dan berkata: "Wahai Ikrimah putera bapa saudaraku, aku datang menemuimu membawa pesan dari orang yang paling utama, dari manusia yang paling mulia dan manusia yang paling baik. Aku memohon supaya engkau jangan menghancurkan dirimu sendiri. Aku telah memohonkan jaminan keselamatan untukmu kepada Rasulullah SAW."
Kepada isterinya Ikrimah bertanya: "Benarkah apa yang telah engkau lakukan itu?" Isterinya menjawab: "Benar, aku telah berbicara dengan baginda dan baginda pun akan memberikan jaminan keselamatan atas dirimu."
Begitu saja mendengar berita gembira dari isterinya itu, pada malam harinya Ikrimah bermaksud untuk melakukan persetubuhan dengan isterinya, akan tetapi isterinya menolaknya sambil berkata: "Engkau orang kafir, sedangkan aku orang Muslim." Kepada isterinya Ikrimah berkata: "Penolakan kamu itu adalah merupakan suatu masalah besar bagi diriku."
Tidak lama selepas Ikrimah bertemu dengan isterinya itu, mereka pun pulang kembali, setelah mendengar berita bahwa Ikrimah sudah pulang, maka Rasulullah SAW segera ingin menemuinya. Karena rasa kegembiraan yang tidak terkira, sehingga membuatkan Rasulullah SAW terlupa memakai serbannya.
Setelah bertemu dengan Ikrimah, baginda pun duduk. Ketika itu Ikrimah berserta dengan isterinya berada di hadapan Rasulullah SAW Ikrimah lalu berkata: "Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah." Mendengar ucapan Ikrimah itu, Rasulullah SAW sangat merasa gembira, selanjutnya Ikrimah kembali berkata: "Wahai Rasulullah, ajarkanlah sesuatu yang baik yang harus aku ucapkan."
Rasulullah SAW menjawab: "Ucapkanlah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Ikrimah kembali bertanya: "Selepas itu apa lagi?" Rasulullah menjawab: "Ucapkanlah sekali lagi, aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya." Ikrimah pun mengucapkan apa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW selepas itu baginda bersabda: "Jika sekiranya pada hari ini kamu meminta kepadaku sesuatu sebagaimana yang telah aku berikan kepada orang lain, niscaya aku
akan mengabulkannya."
Ikrimah berkata: "Aku memohon kepadamu ya Rasulullah, supaya engkau berkenan memohonkan ampunan untukku kepada Allah atas setiap permusuhan yang pernah aku lakukan terhadap dirimu, setiap perjalanan yang aku lalui untuk menyerangmu, setiap yang aku gunakan untuk melawanmu dan setiap perkataan kotor yang aku katakan di hadapan atau di belakangmu."
Maka Rasulullah SAW pun berdoa: "Ya Allah, ampunilah dosanya atas setiap permusuhan yang pernah dilakukannya untuk bermusuh denganku, setiap langkah perjalanan yang dilaluinya untuk menyerangku yang tujuannya untuk memadamkan cahaya-Mu dan ampunilah dosanya atas segala sesuatu yang pernah dilakukannya baik secara langsung berhadapan denganku mahupun tidak."
Mendengar doa yang dimohon oleh Rasulullah SAW itu, alangkah senangnya hati Ikrimah, maka ketika itu juga ia berkata: "Ya Rasulullah! Aku bersumpah demi Allah, aku tidak akan membiarkan satu dinar pun biaya yang pernah aku gunakan untuk melawan agama Allah, melainkan akan aku ganti berlipat ganda demi membela agama-Nya. Begitu juga setiap perjuangan yang dahulu aku lakukan untuk melawan agama Allah, akan aku ganti dengan perjuangan yang berlipat ganda demi membela agama-Nya, aku akan ikut berperang dan berjuang sampai ke titisan darah yang terakhir."
Demikianlah keadaan Ikrimah, setelah ia memeluk Islam, ia sentiasa ikut dalam peperangan hingga akhirnya ia terbunuh sebagai syahid. Semoga Allah berkenan melimpahkan kurnia dan rahmat-Nya kepada Ikrimah. Dalam riwayat yang lain pula diceritakan, bahwa ketika terjadinya Perang Yarmuk, Ikrimah juga ikut serta berperang sebagai pasukan perang yang berjalan kaki, pada waktu itu Khalid bin Walid mengatakan: "Jangan kamu lakukan hal itu, karena bahaya yang akan menimpamu adalah lebih besar!" Ikrimah menjawab: "Karena kamu wahai Khalid telah terlebih dahulu ikut berperang bersama Rasalullah SAW, maka biarlah hal ini aku lakukan!"
Ikrimah tetap meneruskan niatnya itu, hingga akhirnya ia gugur di medan perang. Pada waktu Ikrimah gugur, ternyata di tubuhnya terdapat lebih kurang tujuh puluh luka bekas tikaman pedang, tombak dan anak panah. Abdullah bin Mas'ud pula berkata: Di antara orang-orang yang termasuk dalam barisan Perang Yarmuk adalah Haris bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahal dan Suhail bin Amar. Di saat-saat kematian mereka, ada seorang sahabat yang memberinya air minum, akan tetapi mereka
menolaknya. Setiap kali air itu akan diberikan kepada salah seorang dari mereka yang bertiga orang itu, maka masing-masing mereka berkata: "Berikan saja air itu kepada sahabat di sebelahku." Demikianlah keadaan mereka seterusnya, sehingga akhirnya mereka bertiga menghembuskan nafas yang terakhir dalam keadaan belum sempat meminum air itu.
Dalam riwayat yang lain pula ditambahkan: "Sebenarnya Ikrimah bermaksud untuk meminum air tersebut, akan tetapi pada waktu ia akan meminumnya, ia melihat ke arah Suhail dan Suhail pun melihat ke arahnya pula, maka Ikrimah berkata: "Berikanlah saja air minum ini kepadanya, barangkali ia lebih memerlukannya daripadaku." Suhail pula
melihat kepada Haris, begitu juga Haris melihat kepadanya. Akhirnya Suhail berkata: "Berikanlah air minum ini kepada siapa saja, barangkali sahabat-sahabatku itu lebih memerlukannya daripadaku."
Begitulah keadaan mereka, sehingga air tersebut tidak seorangpun di antara mereka yang dapat meminumnya, sehingga mati syahid semuanya. Semoga Allah melimpahkan kurnia dan rahmat-Nya kepada mereka bertiga. Amin."
Sumber: http://groups.yahoo.com/group/kisah-kisah-islam



Biografi Ibnu Yunus

Lahir dan perkembangannya:
Nama langkapnya adalah Abul Hasan, Abdurrahman bin Ahmad bin Yunus bin Abdul A‘la. Lahir di Mesir dari kalangan keluarga yang terkenal menaruh intens terhadap ilmu pengetahuan. Kakeknya, Yunus adalah salah seorang sahabat Imam Syafii rahimahullah, sedang ayahnya adalah ahli sejarah tersohor dan ulama paling besar di Mesir.
Ibn Yunus sudah menuntut ilmu sejak kecil. Karena menonjol dalam ilmu falak dia didorong oleh Aziz billah Al-Fathimi dan anaknya, Hakim bi Amrillah untuk mengkaji ilmu falak dan matematika. Untuknya dibangun sebuah peneropong bintang di puncak bukit Muqattam, dekat Kairo, lengkap dengan alat-alatnya.
Ibn Yunus berhasil meneropong gerhana matahari dan bulan yang terjadi pada tahun 368 H./978 M.
Dalam peneropongan itu, Ibn Yunus mendapatkan masukan yang sama dengan pendapat ahli falak Bagdad. Hasil-hasil peneropongannya merupakan hasil peneropongan pertama yang tercatat secara ilmiah dan sangat teliti. Karena itu hasil karyanya banyak dipakai sebagai rujukan bagi peneliti yang datang kemudian.
Karyanya yang paling penting:
Meneropong gerhana matahari pada tahun 368 H. / 977 M. dan tahun 369 H./978 M. Dua gerhana matahari pertama yang tercatat secara ilmiah dengan penuh ketelitian.
Membuktikan bahwa gerakan bulan terus bertambah cepat.
Membetulkan condong lingkaran zodiak dan sudut pandangan mata terhadap matahari, serta mengambil inisiatif dalam penentuan garis ekuinoks.
Memecahkan banyak permasalahan pelik dalam astrometri.
Ilmuwan yang pertama memikirkan tentang penghitungan busur secunder sekaligus membuat kaedahnya secara sederhana tanpa harus menggunakan akar dan kepangkatan.
Punya andil dalam pemisahan trigonometri dari ilmu falak.
Membuat daftar tangen dan kotangen.
Menemukan cara baru yang memudahkan semua proses hitung-menghitung.
Karyanya yang terpenting adalah penemuan bandul.
Ibnu Yunus menghabiskan umurnya dalam meneliti dan meneropong gerakan benda-benda langit.
Ibnu Yunus meninggalkan sejumlah karangan dalam bidang Ilmu Falak dan Matematika, yang paling penting adalah:
  • ‎Al-Zij al-Hakimi. 
  •  Zill (Kotangen)
  • Ghayat al-intifa‘ 
  • Al-Mail (Condong)
  • Al-Ta‘dil al-Muhkam (Perubahan cermat)
  • Al-Raqqash (Bandul)
  • Sejarah tokoh-tokoh Mesir.

Biografi Ibnu Taimiyah

Nama
syeikhul islam taqiyuddin abul abbas ahmad bin abdul halim bin abdus salam bin abdullah al harani adimasqi al hambali
Kelahiran
lahir di haran tahun 661 H.
Hijrahnya
Beliau pindah ke negeri damaskus karena daerah haran diserang oleh tar-tar, beliau tinggal di damaskus mulai tahun 667 H.
Belajarnya
Beliau mendengar hadis dari iman-iman di negeri damaskus , mendengar musnad imam ahmad berkali-kali. Mempelajari hadis dan tekun membaca buku-buku. Belajar dengan para ulama untuk mendengar ilmu daari mereka selama beberapa tahun, menulis, meringkas, belajar ilmu tulisan, berhitung, sibuk dengan ilmu menghafal alqur'an, belajar fikih, belajar bahasa arab pada abdul quwa.Belajar buku karangan sibawaeh dan memahaminya, sangat faham dengan nahwu, memperoleh ilmu tafsir keseluruhannya sehingga melampaui para pendahulunya, paham hukum-hukum dan usul fiqih pada usia belasan tahun.Orang-orang sangat takjub dengan kecerdasan, kekuatan hafalan, ketajaman otak dan kecepatan dalam pemahaman.
Akhlaq beliau
Sederhana dalam makanan dan pakaian, berbakti kepada orang tua, taqwa, ahli ibadah rajin puasa sholat malam berdzikir kepada Allah dalam setiap urusan dan keadaan, selalu berharap kepada Allah dalam setiap kondisi, menjaga batasan-batasan Allah dab memerintahkan yang makruf, mencegah yang mungkar.
Kehidupan ilmiah
Beliau adalah ulama' yang agung dijamannya bahkan yang terbesar dijamannya. Hampir-hampir beliau tidak pernah kenyang dengan ilmu, selalu meneliti, tidak pernah lepas dari kesibukan dan membahas ilmu.. Tidak lah beliau memasuki sebuah cabang ilmu kecuali terbuka baginya banyak cabang-canbang pintu ilmu dan beliau memperoleh ilmu tersebut dari orang yang spesialis dibidangnya. Beliau hadir dalam majelis-majelis kajian di usia muda beliau dan berdialog bersama-sama dengan orang tua dan mengunjungi berbagai negeri.
Beliau adalah orang yang paling fakih diantara yang lain ketika bermajelis orang-orang akan memperoleh manfaat dari beliau dalam madhab mereka yang sebelumnya tidak mereka ketahui. Tidaklah beliau berbicara dalam masalah keilmuan baik ilmu syar'I maupun yang selainnya kecuali beliau adalah orang yang paling pandai dalam masalah tersebut. Beliau memiliki tulisan-tulisan yang bagus penuh dengan ungkapan-ungkapan yang runtut dan gamblang.
Beliau sangat alim terhadap perbedaan pendapat para ulama, alim tentang masalah pokok dan masalah cabang dalam agama. Kepemimpinan dalam ilmu amalan kesederhanaan keberanian tawadhu', keagungan, kejujuran, amanah, kebaikan, kehendak, ikhlas, senantiasa merasa dekat dengan Allah seakan-akan terkumpul pada beliau.
Wafat
beliau wafat di Damaskus tahun 728 H. dan jenazah beliau dimakamkan dengan diikuti oleh seluruh penduduk damaskus !

Biografi Ibnu Rusyd

Nama lengkapnya Abul Walid, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd.
Beliau lahir di Kordoba, di sebuah keluarga yang banyak berkecimpung di bidang fikih dan pekerjaan kadi (hakim).
Ayahnya seorang kadi kerajaan pada masanya, dan kakeknya seorang ahli fikih dan ilmu-ilmu lain, serta mempunyai beberapa kajian tentang filsafat.
Di bawah bimbingan para pakar di zamannya, Ibnu Rusyd mempelajari hampir semua bidang ilmu yang ada pada waktu itu. Dia mendapatkan ijazah di bidang fikih dan kedokteran.
Menyenangi seni sastra dan syair Arab, baik yang Jahiliyah maupun Islam.
Sempat ketemu dengan ilmuwan-ilmuwan besar pada zamannya, seperti Ibnu Thufail, Ibnu Bajah, dan Abu Bakar ibn ‘Arabi.
Pindah ke Maroko sebelum mencapai usia tiga puluh tahun. Di sana beliau mendapatkan tempat di hati para pemimpinnya.
Rendah hati, cerdas, dan berpendirian kuat.
Pada saat namanya mencuat di hadapan para penguasa Mowahhid banyak orang yang iri dan mulai menghembuskan fitnah. Ibnu Rusyd kemudian dijatuhi tahanan rumah. Baru berakhir setelah satu tahun, setelah dinyatakan tidak bersalah.
Ibnu Rusyd tidak lama hidup setelah terjadi bencana yang menimpa dirinya itu. Dia meninggal setahun kemudian. Jenazahnya dibawa ke Kordova dan dimakamkan di tempat penguburan nenek moyangnya, di taman pemakaman Ibnu Abbas.
Meninggalkan karya-karya dalam bidang fikih, kedokteran, filsafat, ilmu falak, dan nahwu. Dan yang sampai kepada kita berjumlah 87 judul buku.
Yang paling terkenal: 
  • Tahafutut Tahafut (Kerancuan buku Tahafut)
  •  Faslulmaqal fi ma bainal hikmati was syari‘ati minal Ittishal (Hubungan antara agama dengan  filsafat)
  • Bidayatul mujtahid wa nihayatul muqtashid (fikih perbandingan antar madzhab)
  • Penjelasan “Republika” Plato
  • Penjelasan pendapat-pendapat tentang masyarakat idaman
  • Manahijul Adillah (metodologi mempelajari akidah)
  • Pokok-pokok pikiran dalam ilmu kedokteran

Biografi Ibnu Khaldun

Nama lengkapnya Abdurrahman bin Muhammad bin Abu Bakar Muhammad bin Hasan.
Lahir di Tunisia tahun 732 H. dalam sebuah keluarga keturunan sahabat Nabi, Wail bin Hajar, yang mempunyai asal usul dari satu suku Arab di Hadramaut, Yaman yang sejak nenek moyangnya, Khalid bin Usman telah bertransmigrasi ke Qarmunah, Andalusia. Dari Khalid inilah diambil nama Khaldun, dengan memberikan imbuhan dengan huruf wau dan nun sebagai akhiran, sebagaimana kebiasaan yang berlaku di kalangan penduduk Andalusia.
Ayahnya seorang pakar fikih yang mempersembahkan seluruh hidupnya untuk fikih dan sastra.
Di Tunisia Ibnu Khaldun tumbuh dan mulai menghafal Alquran beserta hukum tajwid. Di situ juga dia mempelajari linguistik Arab dan syariat dari bapaknya. Bapaknya selalu berusaha agar Ibn Khaldun dapat menimba ilmu dari cendekiawan di zamannya.
Waktu mudanya Ibnu Khaldun pernah bekerja sebagai pegawai negeri dalam waktu yang cukup lama.
Perkelanaannya:
Ibnu Khaldun meninggalkan Tunisia menuju Fez dan meninggalkan keluarganya di Konstantin (Qisthanthinah).
Kemudian menetap di Fez, ibu kota ilmu pengetahuan di negeri Islam Maghrib. Selama bermukim di Fez, Ibnu Khaldun tekun melakukan pengkajian, membaca dan menemui para ilmuwan Maghrib dan Andalusia. Di samping itu dia juga menjelajahi perpustakaan-perpustakaan Fez untuk memperluas bacaan dan memenuhi tuntutan keilmuannya. Pada masa ini dia telah berhasil menyelesaikan draf Mukaddimah bukunya, Al-‘Ibar.
Setelah itu Ibnu Khaldun pergi ke Andalusia, lalu pindah ke Aljazair. Di Aljazair dia bekerja sebagai pengawal istana, khatib dan mengajar di mesjid Al-Qashabah.
Tujuh tahun kemudian dia pindah ke Telmesan bersama keluarganya. Kemudian pindah dan menetap di Fez. Di sini dia tekun membaca dan mengajar. Setelah itu pergi sendiri ke Andalusia. Di sana dia sempat mengunjungi Granada sebelum bertolak menuju Maroko. Akhirnya Ibnu Khaldun bertemu dengan keluarganya kembali di Telmesan. Di sini dia menetap sementara waktu untuk menulis dan membaca lebih serius. Selanjutnya dia meninggalkan Telmesan lagi dan pergi ke benteng Bani Salamah di Aljazair untuk menetap selama empat tahun. Dalam suasana yang tenang inilah Ibnu Khaldun menulis bukunya, Al-‘Ibar berikut mengedit dan melampirinya dengan sejarah bangsa-bangsa. Seusai itu semua, dia pergi ke Tunisia lagi.
Menetap di Kairo
Pada tahun 784 H. Ibnu Khaldun berniat untuk menunaikan haji. Untuk maksud itu dia menempuh jalan laut. Setelah 40 hari perjalanan dia sampai di Alexandria, bertepatan dengan sepuluh hari setelah raja Zahir Barquq naih tahta di Mesir. Rupa-rupanya, dia tidak bisa meneruskan perjalanan haji pada tahun itu. Karena itu dia ganti haluan dan pergi ke Kairo.
Di Kairo Ibnu Khaldun langsung diserbu oleh para penuntut ilmu. Dia menerima mengajar di Mesjid Jamik Al-Azhar, yang membuat namanya terus menanjak dan dihormati oleh sultan. Setelah beberapa waktu tinggal di Kairo Ibnu Khaldun mengirim surat kepada keluarganya agar datang ke Kairo. Tetapi sultan Tunisia tidak mengizinkannya. Dia masih berharap agar Ibnu khaldun kembali. Akhirnya sultan Barquq turun tangan dan mengirim permohonan sendiri kepada sultan Tunisia.
Selanjutnya, Ibnu Khaldun diangkat menjadi guru di sekolah Al-Qamhiyah yang terletak di samping mesjid Amru bin Ash, lalu kadi mazhab Maliki. Ketika itu keluarganya mau datang dari Tunisia lewat jalan laut. Tetapi di tengah perjalanan kapal yang ditumpanginya tenggelam dihempas badai. Keluarga Ibnu Khaldun meninggal semuanya. Dia sedih sekali tertimpa musibah itu, hingga mengundurkan diri dari jabatannya. Tidak ada yang bisa menghibur dirinya kecuali menenggelamkan diri dalam lautan ilmu, mengajar, membaca dan menulis.
Hasil karyanya:
Ibnu Khaldun hanya sedikit meninggalkan karangan, yang paling terkenal adalah Al-‘Ibar wa diwanil Mubtada’ wal Khabar fi Ayyamil Arab wal Ajam wal Barbar.
Wafatnya :
Beliau meninggal dunia dan dikuburkan pada bulan Ramadan tahun 808 H. di Mesir.