Tuesday, January 31, 2017

Kenapa Kaki Cicak Bisa Nempel di Dinding

Cicak memilki keistimewaan sendiri, ia bisa dengan leluasa berjalan cepat di dinding rumah. Bahkan, jika mengejar nyamuk cicak bisa berlari tanpa harus takut jatuh dari dinding atau atap rumah. 
Kadangkala kita berpikir, kok cicak itu tidak jatuh dari dinding atau atap rumah, ya ? ada yang mengira pada kaki cicak terkandung zat perekat sehingga bisa menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke lantai. Tapi pendapat ini jelas dibantah, sebab pada bekas langkah kaki cicak tidak ditemukan zat-zat tersebut.
Rahasia alam ini berhasil diungkapkan oleh sekelompok peneliti dari Universitas California Barkeley. Dari data yang terkumpul mereka meyakini bahwa kekuatan perekat pada telapak kaki cicak ditimbulkan oleh tenaga van der waals.
Mereka menemukan 500 ribu bulu halus yang kuat pada telapak kaki cicak. Bulu halus ini mengandung senyawa keratin yang juga terkandung pada rambut manusia. Bulu halus ini panjangnya bervariasi, antara 30 sampai 130 mikrometer. Tebalnyapun hanya sepersepuluh tebal rambut manusia. Yang lebih menakjubkan lagi, ternyata ujung bulu halus ini masih terbagi lagi menjadi beberapa bagian yang bentuknya mirip sendok teh.
Kekuatan pelekat yang ditimbulkan oleh oleh bulu halus ini sangat menakjubkan. Satu bulu halus bisa memiliki kekuatan pelekat sampai 10 atm. Mereka mengukurnya langsung dengan menggunakan sebuah alat bernama atomic force microscope.
Penemuan ini bisa mengilhami pengembangan konsep baru tentang lem kering. Bahkan, bisa jadimenjadi pintu pembuka bagi pengembangan robot yang bisa berjalan di tembok dinding atau atap rumah mirip cicak.

Takbir. Apakah Makna Takbir Kita ? Apakah takbir hanya Bermakna Pengangungan Allah Semata ?

Secara bahasa takbir bermakna membesarkan, dalam Alquran surat Albaqoroh ayat 185, kata takbir disebut dengan kalimat, dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah mengagungkan Allah (litukabbirullaha) atas petunjuknya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Kata tukabbiru (fiil mudhori) sendiri berasal dari kata kabbaro (fiil madhi) yang artinya membesarkan atau mengagungkan. Dari kata kabbaro ini terbentuk istilah takbir (isim masdhar). Menurut syariaat takbir yang dimaksudkan adalah bacaan yang membesarkan nama Allah (Allahu Akbar). Dengan demikian, bacaan takbir mengajarkan kita untuk meletakkan Allahsebagai zat yang superlative, yakni maha besar dan maha kuasa di atas segala-gelanya.
Itulah kenapa takbir dijadikan pengunci awal dalam solat kita. Disebut takbiratul ihram karena takbir merupakan kunci untuk mengharamkan segala kegiatan dan tindakan serta bacaan selain daripada gerakan dan bacaan solat. Dan secara implicit, mengharamkan segala pikiran serta konsentrasi kepada selain Allah. Ya, karena ikrar kita telah terucap, bahwa hanya Allah yang maha besar. Segala urusan keduniaan, masalah pribadi, dan segala kesombongan manusiawi seharusnya runtuh seiring dengan dibacanya takbiratul ihram.
Karena itulah, takbir bisa dimaknai tashghiru man siwa Allah (mengecilkan segala hal selain Allah), termasuk diri sendiri. Membaca takbir adalah sebuah pernyataan kelemahan diri dihadapan Allah. Sebuah pernyataan bahwa kita hanyalah makhluk yang sangat tidak berguna sebelum disempurnakan penciptaannya oleh Allah. Tercipta dari setetes mani yang kemudian ditempatkan oleh Allah dalam sebuah incubator  tercanggih dan terkokoh yang tiada bandingannya seantero maya pada ini, yaitu rahim ibu kita. Yang kemudian ditiupkan ruh kepada kita dan diberikan segala kesempurnaan bentuk yang luar biasa indahnya.
Takbir juga mengajarkan kepada kita untuk percaya diri. Sebab jika kita meyakini kalau tidak ada yang perlu ditakuti di dunia ini selain Allah dengan segala kemaha kuasaanNya yang mutlak. Yang terjadi adalah yang dikehendaki Allah, maka selama niat dan tujuan kita adalah untuk Allah, maka percaya diri saja, tak perlu takut atau minder dengan siapapun. Inilah yang diajarkan Rosulullah kepada para sahabat sebelum terjun ke medan juang. Rosulullah meneguhkan niat para sahabat, bahwa kalau Allah berkehendak, maka pasukan kecilpun bisa mengalahkan tentara yang lebih besar jumlahnya

Hak Kebesaran Adat Kerajaan Rambah Pasir Pengaraian-Riau 1919-1927

Di zaman kekuasaan Raja Rambah di Pasir pengaraian (1919-1927), raja XIII Tengku Manyang gelar Mahmud bersama anggota kerapatan secara tertulis telah menyusun Hak Kebesaran Adat dan abatan Agama (syara). Naskah  ini terdiri dari XI bab dengan jumlah 90 fatsal, sebagaimana Sultan Siak Sri Indrapura memiliki Badul Kewait atau pintu segla pegangan. Tengku Mayang wafat di Mekah tahun 1933. Hak kebesaran adat di Kerajaan Tambusai-Kepenuhan-Kunto Darussalam-dan Rokan IV Koto tidaklah begitu banyak perbedaannya, kecuali jumlah persukuan dan lazim dengan apa yang dimaksud adat yang teradat keputusan Raja serta kerapatan digolongkan pada adat yang diadatkan.
Jalinan hubungan antara raja-raja Lima Kerajaan tersebut terpatri pada tuturan adat, yaitu : Raja Se-Daulat, orang besarnya Se-Andiko.  Hubungan kekeluargaan dikatakan, “periuk yang kecil-kalau tidak akan satu periuk, kayu yang pendek-kalau tidak akan satu rumah”.
Demikianlah harmonisnya jalinan persatuan dan kesatuan antara Lima Kerajaan. Para penulis sejarah hendaknya jangan keliru dalam menulis Kerajaan Rokan saja, sebab jumlah sebenarnya Lima Kerajaan. Pada tahun 1942 kekuasaan Jepang, seluruh bentuk kerajaan dijadikan Ku (dikepalai kucho) dan setelah kemerdekaan sekarang status kecamatan

BAHWA ADALAH TENGKU SOETAN MAHMOED Wd. ZELFBESTUUDER VAN RAMBAH dan YANG DIPERTUAN SAKTI, DENGAN SEMUFAKAT ANGGOTA KERAPATANa LUHAK SERTA IZIN WAKIL GOUVERNEMENT. TELAH MENIMBANG HAL NEGERI DAN ATURAN SEPANJANG ADAT ISTIADAT YANG SEJATI DALAM LUHAK RAMBAH, SUPAYA JANGAN JADI KELIRU KEMUDIAN HARI, ANTARA JABATAN PEGANGAN DAN KEKUASAAN KEPALA-KEPALA, ORANG BESAR-BESAR, PENGHULU-PENGHULU, INDUK-INDUK DAN PEGAWAI-PEGAWAI AGAMA DALAM LUHAK RAMBAH.
OLEH SEBAB ITU, MAK KAMI TERANGKAN DAN KHUSUSKAN SEGALA ANGGOTA-ANGGOTA PENDUDUK YANG BERJABATAN ADAT DAN SYARA DALAM LUHAK RAMBAH. SERTA MASING-MASING PEGANGAN DAN KEWAJIBAN atau BAHAK KEKUASAAN MENURUT SEPANJANG ADAT DAN SYARA SEPERTI BERIKUT DI BAWAH INI :


BAB I

Fatsal I             Menyatakan penduduk yang berjabatan dalam luhak Rambah. Di luhak Rambah
                        Penduduknya dua bangsa
A.    Bangsa Melayu
B.     Bangsa Mandahiling VII buah kampong (asal Tapanuli Selatan)
Fatsal II           Adapun bangsa Melayu itu terbagi di atas VII jenis
1.      Bangsa Raja
2.      Bangsa anak raja
3.      Suku bangsa nan VII
4.      Bangsa suku nan 100
5.      Bangsa suku nan 50
6.      Bangsa suku nan 6
7.      Bangsa brsaudara di parit
Fatsal III         Bangsa raja-raja terbagi atas dua pihak
                        Pertama pihak yang dipertuan besar (Raja Luhak Rambah) bernama pihak rumah
                        Pangkal “Balai” yakni di dalam adat bernama pihak ini, terbagi atas dua induk.
1.      Induk yang dipertuan besar
2.      Induk yang Dipertuan Djumadil Alam, kepalanya yang dipertuan besar. Adatnya 100 rial atau f-25
Kedua pihak Yang Dipertuan Sakti Raja Bantu atau Raja Muda bernama pihak rumah “bergonjong’ yakni didalam adatbernama pihak kemenakan, adatnya 100 rial atau f-25. Kepalanya yang Dipertuan Sakti raja atau Yang Dipertuan Muda
Menurut sepanjang adat apabila bergelar Yang Dipertuan Besar pihak rumah “Pangkal balai” mesti istrinya dari rumah “bergonjong” bergelar paduka Sya`alam
Sebab yang Dipertuan Besar itu Raja Pucuk, segala laki-laki dalam luhak Rambah
Adatnya tertinggi dari raja-raja yang lain, yaitu 200 riyal atau f-50- kawinnya dengan kawin Semondo; puteranya berwaris kepada ayahnya yakni Yang Dipertuan Besar Raja Luhak
Fatsal IV         Jenis bangsa anak raja-raja; terbagi atas 4 pihak.
Pertama :         pihak rumah berlinggi Kepalanya Sutan Mahmud, yakni kepala kerapatan luhak
Rambah. Di dalam pihak Ini terbagi 3 induk. Pertama induk Sutan Mahmoed. Satu bahagian beradat 50 riyal atau f-12,50. Satu bahagian beradat 32 riyal atau f-8- terkecualiseala saudara Sutan Mahmoed. Sekarang adatnya serupa dengan adat Raja yang tersebut di Fatsal 3 sebab ibunya bangsa Raja
Kedua :           Induk Mayo Kayo adatnya 32 riyal atau f-8- ketuaan induknya Majo Rajo,
                        berkepala kepada Soetan Mahmoed ber Raja pada Raja Rambah
Ketiga :           induk Raja Sabomo (Raja Iskandar) adatnya 32 riyal atau f-8-ketentuan induknya
                        Raja Sabomo atau raja Iskandar, berkepala kepada soetan Mahmoed, ber Raja
                        Pada raja Rambah
Fatsal V           Bahagian kedua, pihak Pasir Baru ketuaannya masa dahulu Soetan Nadil dan
                        beberapa induk di bawahnya, tetapi sudah pindah keluarsekarang tinggal satu
                        induk bergelar Maharaja. Di dalam induk ini satu bahagian beradat 16 riyal, ini
                        induk berketuaan kepada Maharaja berkepla kepada kepala kerapatan dan ber                                Raja kepada Raja Rambah
Fatsal VI         Bahagian ketiga anak Raja-raja pihak rumah bergonjong ketuaannya Sutan Jalil
                        Atau raja Mahmoed atau Raja Cagar Alam. Di dalam induk-induk ini bagian
                        beradat 60 riyal atau f-12.50- satu  bahagian beradat 32 riyal atau f-8. Induk ini
                        berketuaan kepada Soetan Jalil-berkepala kepada yang Dipertuan Sakti-ber Raja
                        kepada Raja Rambah
Fatsal VII        Bahagian ke-empat anak Raja-raja pihak rumah pangkal Balai, ketentuannya
                        Maharaja. Adatnya 50 riyal, induk ini bertuaan kepada Maharaja berkepala dan
                        ber Raja kepada Yang Dipertuan Besar
Fatsal VIII      jenis bangsa suku nan VII itu terbagi atas 7 suku. Bagi pertama bernama suku
                        Ampu inilah suku yang boleh naik Bendahara (kepala Induk). Pucuknya bergelar
                        Datuk Bendahara Kuning atau Datuk Bendahara Simaraja atau datuk Penghulu
                        Besar. Di dalam suku-suku Ampu terbagi dengan 14 induk, yaitu :
1.      Induk Paduko Simarajo. Inilah induk yang mendapat gelaran pucuk suku sekarang dengan menurut aturan baru bersama aturan. Hak memilih (verkiesrecht)
2.      Induk rangkayo besar. Inilah induk pangkat pucuk suku
3.      Induk pusako Laksamana
4.      Induk Perdana Manti
5.      Induk penghulu Besar
6.      Induk Majo Laksamana
7.      Induk Biji Rajo
8.      Induk Rangkayo Mudo
9.      Induk Laksamana Mantri
10.  Induk Indo setia
11.  Induk Rajo Setindo
12.  Induk Sutan sari Pada
13.  Induk Sutan Majolelo
14.  Induk Haji Abdil Majid
Fatsal IX         Bahagian kedua bernama suku Melayu
                        Inilah suku yang bergelar dengan suku Ampu naik Bendahara kepala Andito
                        artinya apabila mati atau berhenti Bendahara dalam suku Ampu (lihat fatsal VIII
                        bahagian pertama), makanaik Bendahara di dalam Suku Melayu dan apabila mati
                        atau berhenti Bendahara di dalam atau dari suku Ampu.
                        Pucuknya bergelar datuk Bendahara Sakti, atau Datuk Seri Paduka. Induk di
                        dalam suku Melayu terbagi di atas 6 induk
1.      Induk Bendahara  Sakti inilah induk Pucuk Suku Melayu sekarang
2.      Induk Perkomo Rajo. Inilah induk tongkat pucuk suku sekarang
3.      Induk Sri paduko
4.      Induk Indo Setia
5.      Induk Paduko Rajo
6.      Induk Bentara lelo
Fatsal X           Bahagian ketiga bernama suku Pungkut
                        Inilah suku yng mendapat gelaran President Bendahara sekarang, yakni Andiko
                        Artinya kepala dari jenis bangsa suku nan VII dan jenis bangsa bersandar di parit
                        Dengan menurut aturan baru bernama hak memilih bergelar Datuk Bendahara
                        Perkasa pucuk sukunya Datuk Tumenggng Kayo. Di dalam suku Pungkut ini
                        Terbagi atas 3 induk, yaitu :
1.      Induk Datuk Bendahara Perkasa
2.      Induk Tumenggung Kayo
3.      Induk Setia Perkasa
Fatsal XI         Bahagian ke-empat bernama suku Bonur
                        Pucuk bergelar Datuk Rangkayo Maharajo atau Rajo Bonu Ampu. Inilah suku
                        yang bergelar dengan suku Mandahiling bergelar Datuk Orang Kaya Maharajo.
                        Bila dapat gelar Datuk Orang Kaya maharaja berhak baginya menggosokkan
                        “limau” disebelah bahu kiri Raja,”ta`abal naik nobat bergelar Yang Dipertuan.
                        Adapun Datuk Bendahara kepala induk sebelah bahu kanan Raja
                        Suku Bonur terbagi di atas 4 induk, yaiyu :
1.      Induk Raja Banu Ampu, inilah induk pucuk sekarang
2.      Induk tarano Puto, inilah induk tongkat pucuk sekarang
3.      Induk Majo Nando
4.      Induk maharaja Khatib Angso
Fatsal XII        bernama ke-lima suku Kandang Kopuah
                        Pucuk suku bergelar Datuk Paduka Majalelo. Di dalam suku ini terbagi atas 10
                        induk yaitu :
1.      Induk Paduko Majalelo. Inilah pucuk suku sekarang
2.      Induk suku Laksemana. Inilah induk tongkat pucuk suku sekarang
3.      Maharaja Katib Angsa
4.      Induk Paduko Sri Pada
5.      Induk laksamana Mangku Alam
6.      Induk Rimbo jaya
7.      Induk Rangkayo Mudo
8.      Induk Paduko Sindono
9.      Induk Sibiji Raja
10.  Induk Batu Bandar
Fatsal XIII      Bahagian ke-enam bernama suku Mandahiling
                        Pucuk suku bergelar Datuk Orang kayo Maharajo atau Laksamana Manti. Sebab
                        panggkat gelar datuk Orang Kayo Maharajo itu bergelar suku Mandahiling
                        dengan suku Bonur. Artinya apabila mati atau berhenti datuk Orang Kayo
                        Maharajo dalam suku Mandahiling, maka berdiri atau tidak naik Datuk Orang
                        Kayo Maharajo dalam suku Bonur. Begitu juga kalau mati atau berhenti Datuk
 Orang Kayo Maharajo dalam suku Bonur dalam suku Mandahiling Datuk Orang
 Kayo Maharajo
Di dalam suku Mandahiling ini terbagi kepada 6 induk, yaitu :
1.      Induk datuk Orang Kayo Maharajo. Inilah induk pucuk suku sekarang
2.      Induk Laksemana Mangku Raja. Inilah induk tongkat pucuk suku sekarang
3.      Induk Raja Muangso
4.      Induk Paduko Rajo
5.      Induk Permadoangso
6.      Induk Mangkota Maharaja
Fatsal XIV      Bahagian ke-tujuh bernama Suku Kuti
                        Pucuk yang bergelar Datu Paduko Besar, di atas suku ini terbagi di atas 5 induk,
                        yaitu :
1.      Induk Datu Paduko besar. Inilah induk pucuk sekarang yang mendapat gelaran pangkat pucuk suku menurut aturan baru bernama Republik
2.      Induk Senaro Rajo. Inilah induk tongkat pucuk suku sekarang
3.      Induk Rajo Sunaro
4.      Induk Majadindo
5.      Induk Haji Abd. Rauf
Maka, segala suku nan VII tersebut resmi dalam kerajaan masa dahulu adatnya 4 riyal atau f 1-. Sekarang semufakat raja dengan kerapatan sudah ditetapkan 16 riyal atau f 4-. Kalau jadi perempuan (maksudnya istri) induk atau pucuk suku, adatnya 24 riyal atau f 6-. Kalau jadi perempuan Datuk Bendahara atau dagang semando, adatnya 32 riyal atau f 8-. Kalau diambil raja atau ahli waris Raja bernama gundik adatnya 64 riyal atau f 16-.
Fatsal XV        Jenis bangsa suku Nan Seratus
                        Pucuk sukunya bergelar Datu Setia Raja. Di dalam suku ini tinggal satu induk
                        sekarang, yaitu induk Kemala Sultan. Adatnya serupa pula dengan adat suku nan
                        VII, hanya kalau raja atau ahli waris mengambil istri di dalam suku ini bernama
 “dayang”, dan pekerjaannya adat istiadat kepada raja ialah mengusahaan sekalian
pekerjaan  yang di dalam istana raja. Sedangkan raja bekerja beradat, sebab suku
ini terbagi kepada raja Luhak, tetapi sekarang semupakat raja dengan anggota
kerapatan, sudah dinamakan pikulan dan tanggungan sepanjang adat dengan suku
 Nan VII supaya sama berat pikulan rakyat di dalam adat
Fatsal XVI      Adapun jenis suku nan Lima Puluh ketuanya bergelar Datuk Siramo. Adatnya
                        Serupa juga dengan suku Nan VII. Suku ini berkepala kepada Sutan Mahmud
                        kepala kerapatan dan ber Raja kepada Raja Rambah, sebab ini sekarang terbagi
                        kepada kepala kerapatan
Fatsal XVII     Adapun jenis bangsa Suku Nan Enam ialah penduduk Tanah Sunge Dua bagi
                        Luhak Rambah. Asalnya dahulu 3 suku, sekarang tinggal 2 suku lagi sebab sudah
 pindah ke Lubuk Bendahara (bahagian Rokan IV Koto), yaitu :
1.      Suku Mandahiling ketuanya bergelar Biji Raja
2.      Suku kandang kopuah ketuanya bergelar datuk Rang Kayo Maharaja atau Rajo Siromo. Adatnya serupa dengan suku Nan VII dan berkepala kepala Yang Dipertuan Sakti ber Raja kepada Raja Rambah. Sebab bangsa ini terbagi kepada pihak yang Dipertuan Sakti Rambah
Fatsal XVIII   Adapun bangsa bersandar di parit sal dahulunya ada beberapa kampong. Sekarang
                        tinggal 2 kampung, yaitu :
1.      Kampung Kubu Pauh ketuanya bergelar Datuk bendahara Raja atau Bendahara Itam
2.      Kampung Lubuk Kapiat ketuanya bergelar Datu Bendahara Muda. Adatnya serupa dengan suku Nan VII berkepala Andiko dan berkepala kerapatan Ramba dan ber Raja pada yang dipertuan Besar dan yang Dipertuan Sakti Rambah
Fatsal XIX      Adapun bangsa Mandahiling asal Tapanuli Selatan diberi hak dengan VII buah
                        kampong atau na pitu huta, yaitu kebesaran pangkat di dalam adat terbagi atas
                        Sutan dan Maharaja yang bernama Sutan nan 4 dan Maharaja nan 3. Sutan
                        beratur, Maharaja nan berbaris. Sutan nan empat adalah :
1.      Negeri Kaiti. Kepalnya bergelar Sutan Tuah atau Sutan Kaiti atau Sutan Lautan Api
2.      Negeri Menaming. Kepalanya bergelar Sutan Kemala Bulan atau Sutan Mahudum
3.      Negeri Kubu Baru. Kepalanya bergelar Sutan nan Lobih atau Sutan Laut Api.  Sebab hak pangkat gelar Sutan Laut Api boleh bergiliran antara Kubu Baru dan Kaiti
4.      Negeri Tangun. Kepalanya bergelar Sutan Silindung atau Sutan Naparas
Fatsal XX        Yang dimkasud dengan Maharaja nan tiga, yaitu :
1.      Kampung Pawan. Kepalanya bergelar Maharaja Timbalan
2.      Kampung Sunge Pinang. Kepalanya bergelar Maharaja Timbalan
3.      Kampung Tanjung Berani. Kepalanya bergelar Maharaja Timbalan
Fatsal XXI      Yang dinamai Sutan Beratur, yaitu :
1.      Kampung Batang samo. Kepalanya bergelar Mengamar atau Sutan Mahudun
2.      Kampung Sigatal. Kepalanya bergelar Sutan Bangsu
3.      Kampung Gunung Intan. Kepalanya bergelar Sutan Bendahara atau Sutan Palembang
4.      Koto Lolot Tangun. Kepalanya bergelar Mengamar atau Sutan Simawal
5.      Kampung Koto Padang Tangun. Kepalanya bergelar Badullah atau Maharajo Kayo
6.      Langgar Payung. Kepalanya bergelar Sutan Guru
7.      Rambahan. Kepalanya bergelar Sahid Maharaja atau Sahid Johor
8.      Muara Katogan. Kepalanya bergelar Sutan Mogol atau Sutan Parimbunan
9.      Kaiti Hilir. Kepalanya bergelar Sutan Kumala Gunung atau Sutan Mahudun
Fatsal XXII     Yang dinamai Maharaja nan berbaris, yaitu :                                       
1.      Sunge salak kepalanya bergelar Jasa lindung atau Jabangun
2.      Ujung Padang Tangun kepalanya bergelar Maharaja Lempang atau Maharaja Lelo
3.      Janji Raja kepalanya bergelar Maharaja Khotib atau Maharaja Patih
4.      Kepala Bondar kepalanya bergelar Maharaja Malin atau Ja Harang
5.      Sunge Perak kepalanya bergelar Jamahudum atau Sri Baginda
Segala bangsa mandahiling (Tapanuli) yang tersebut dan fatsal 19 sampai fatsal 22 ((Bab I bagian B) berorang tua kepadaSutan Mahmud (kepala kerapatan Rambah) dan ber raja kepada Raja Rambah. Adat kawin jujuran berwaris kepada anak

Sunday, January 8, 2017

Model Pembelajaran Lalat



Model Pembelajaran - Sebelum membahas tentang nilai-nilai numeric dari abjad Arab, perlu kiranya penulis jelaskan bagaimana urutan abjad Arab yang sebenarnya. Penulis yakin bahwa hamper setiap Muslim telah hafal huruf-huruf Arab (huruf hijaiyah), tetapi mungkin hanya segelintir orang yang mengetahui urutan abjad yang benar. Kalau kita hafal abjad latin dari A sampai Z, maka penulis berfikir bahwa sebagai Muslim yang pedomannya Alquran yang menggunakan bahasa Arab, tidak ada salahnya mengetahui juga urutan abjad Arab secara benar kalau selama ini kita mengenal abjad Arab dari Alif sampai Ya, itu adalah urutan abjad yang disusun dan dikelompokkan menurut kemiripn bentuknya. Bagaimana susunan  atau huruf abjad Arab yang sebenarnya ? urutan huruf abjad yang sebenarnya adalah Alif sampai Ghain. Penulis sampai sekarang masih ingat sewaktu masih dibangku SD guru mengajarkan urutan abjad Arab beserta nilai numeriknya (Cuma waktu itu belum ada penjelasan tentang kegunaannya) melalui sebuah syair sebagai berikut :
A-BA-JA-DUN                      HA-WA-ZUN
HA-THO-YA-KUN               LA-MA-NUN
SA-NGA-FA-SHUN              QO-RO-SYUN
TA-TSA-KHO-DZUN           DHO-DHLO-GHUN
Dari syair tersebut diketahui urutannya adalah ALIF, BA, JIM, DAL, HA, (untuk kata Arab Huwa) WAU, ZA, HA, (untuk kata Arab Hayyun), THO, YA, KAF, LAM, MIM, NUN, SIN, `AIN,, FA`,, SHOD, QOF,, RO, SYIN, TA, TSA (untuk kata Arab Tsa-Laa-Stah), KHO, DZAL, DHOD, DHLO (UNTUK KATA Arab Dhluhur), GHOIN. Kita mungkin tidak pernah berfikir bahwa kata abjad diambil dari 4 huruf Arab pertama. Setelah mengetahui urutan abjad Arab yang sebenarnya dan hafal akan urutannya, maka pembaca nantuinya akan mudah dalam menghafal nilai numeric dari setiap abjad Arab.
Apa itu numerik ? angka yang kita kenal sekarang yaitu (1,2,3, dst) sebenarnya dikenal belum lamaoleh manusia. Sebelumnya untuk kepentingan perdagangan, misalnya orang melakukan penghitungan berdasarkan symbol atau karakter yang mempresentasikan sebuah angka. Dalam sejarah dijumpai beberapa representasi yang berbeda untu angka-angka atau bilangan dan untuk proses dasar perhitungan. Pada awalnya dijumpai angka-angka yang diucapkan dan angka-angka yang disimbolkan dengan jari tangan (diindikasikan oleh posisi tangan dan jari-jari). Selanjutnya untuk pencatatan secara permanen dan penghitungan diperlukan apa yang disebut sebagai “NUMERAL” yang merupakan sebuah symbol atau karakter yang digunakan untuk mewakili sebuah bilangan. Dalam sistem Romawi kita telah mengenal angka-angka  Romawi dan masih sering digunakan pada saat sekarang. Angka 1 dalam sistem Romawi disimbolkan dengan huruf I. dan juga simbol-simbolRomawi untuk angka-angka lainnya seperti V = 5, X = 10, L = 50, C = 100, D = 500 dan M = 1000. Misalnya untuk menuliskan 164 dismbolkan dengan CLXIV, dan untuk menuliskan tahun 1998 dengan symbol MCMLXXXVIII.
Demikin juga untuk huruf-huruf Arab, Yunani, Hebrew dan lainnya juga digunakan sebagai “numeral””. Nilai umerik dari setiap huruf Arab dapat dilihat pada tabel di bawah :

ALIF
1

BA
JIM
DAL
HA
WAW
ZAI
ha
THO
YA
2
3
4
5
6
7
8
9
10

KAF
LAM
MIM
NUN
SYIN
`AIN
FA
SHOD
QOF
20
30
40
50
60
70
80
90
100

RO
SYIM
TA
TSA
KHO
DZAL
DHOD
DHLO
GHAIN
200
300
400
500
600
700
800
900
1000

Contoh :

Jumlah Nilai Numerik Arab dri Surah Jumah Ayat ke 3
WAU
ALIF
KHO
RO
YA
NUN
MIM
NUN
 HA
MIM
6
1
600
200
10
50
40
50
5
40
JUMLAH = 1002

LAM
MIM
ALIF
YA
LAM
KHA
QOF
WA
ALIF
BA
HA
MIM
30
40
1
10
30
8
100
6
1
2
5
40
JUMLAH = 273

MAKA = 1002 + 273 = 1275 Hijriah
Imam Mahdi lahir 1250 Hijriah/1835 Masehi

Abad kedatangan Imam Mahdi
Imran bin Husain ra. Meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda : “Tiga abad pertama Islam akan merupakan masa yang terbaik, sesudah itu kepalsuan akan tersebar, dan suatu masa kegelapan akan dating dan meluas sampai seribu tahun (HR. Bukhori dan Tirmidzi)
Nabi Muhammmad lahir tahun 570 Masehi
300 tahun Islam masih dalam keadaan baik
1000 tahun masa perpecahan dan kegelapan Islam
Maka : 570 + 1300 = 1870 Masehi
Tahun 1888 kedatangan Imam Mahdi, tandanya gerhana Matahari dan Bulan dalam satu Bulan Ramadhan 
 
7. Model Pembelajaran Lalat (Lacak angka latin)
adalah menerjemahkan huruf-huruf hijaiyah kedaam anghka latin sesuai dengan urutan abjad Arab, sehingga menjadi angka yang benar

Langkah-langkah
  1. Masing-masing siswa diberi nomor dan kode abjad Arab sebagai model
  2. Susunan kursi juga sesuai dengan nomor atau kode abjad
  3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan model yang diajarkan
  4. Media pembelajaran ditampilkan, kemudian siswa mengamati angka yang telah dikonversi ke latin (urutan Abjad : ALIF : 1, BA : 2, JIM : 3, DAL :4, HA : (besar) : 5 WAU : 6, ZA : 7, HA,  (kecil) : 8,THO : 9, YA : 10, KAF : 20, LAM : 30, MIM : 40, NUN : 50, SIN : 60, `AIN : 70, FA : 80, SHOD : 90, QOF : 100, RO : 200, SYIN : 300, TA : 400, TSA : 500,  KHO : 600, DZAL : 700, DHOD : 800, DHLO : 900, GHAIN :1000
  5. Seluruh siswa menyiapkan kertas dan pena kemudian guru membacakan angka-angka tersebut yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
  6. Bagi siswa yang tercepat dan benar menyelesaikan terjemahan angka tersebut menjadi kalimat yang bermakna agar menempati posisi nomor yang telah disediakan di dalam kelas